Follow Us

Kenapa Balapan di F1 Itu Harus Bayar?

- Senin, 07 Desember 2015 | 09:05
Rio Haryanto
Hai Online

Rio Haryanto

Nggak percaya? Tanya saja sama Pastor Maldonado. Pebalap yang kini membela tim Lotus ini sempat jadi headline media massa Eropa gara-gara cara dia menembus F1 di 2012 lalu.

Berkat sokongan dana yang dikucurkan mendiang presiden Venezuela, Hugo Chavez sebesar £45 juta, Maldonado masih eksis di ajang jet darat. Meski reputasinya sebagai pebalap ceroboh kian besar akibat accident-accident yang diciptakan sendiri.

Nggak Cuma Maldonado saja yang punya histori sebagai pay driver. Nama-nama seperti Roberto Merhi sampai Marcus Ericsson yang kini juga balap di F1 meski bersama tim-tim gurem mematahkan pernyataan kalau masuk ke F1 itu susah.

Statistik pun menyebutkan, 80 persen dari total 23 pebalap yang ada di grid F1 musim ini adalah seorang pay driver. Dan fakta ini membuat sedih bos besar McLaren, Martin Whitmarsh. “Fenomena ini membuat pebalap yang memang berbakat sulit menembus level tertinggi. Dan ini yang sebenarnya membuat Formula Satu hancur,” katanya, seperti yang dilansir oleh The Sun.

Tapi tenang, status pay driver hanya akan ada di awal saja. Semakin lama pebalap berlaga di Formula Satu, semakin banyak juga sponsor yang berdatangan, tergantung prestasi.

Jadi nantinya, sang pebalap nggak bakal lagi mikirin bagaimana bisa hidup di Formula Satu. Lantaran, pendapatan bakalan datang dari tim yang menerima kucuran dana dari para sponsor.

Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa mahal kah balapan di Formula Satu? Sampai, seorang pebalap harus mengantongi minimal 5 juta Euro (Rp 75 miliar) buat mencicipi rasanya balapan di atas kokpit jet darat.

HAI punya rinciannya di bawah ini!

Penelitian dan Pengembangan: £ 41 juta (Rp 885 miliar)

- Track testing: £ 10 juta (Rp 208 miliar)

- Wind-tunnel testing: £ 16 juta (Rp 333 miliar)

- Lain-lain: £ 15 juta (Rp 313 miliar)

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest