Follow Us

Peningkatan Pariwisata dan Pertanian, Ini Beberapa Hasil Inovasi dari Gerakan Menuju Smart City 2023

Yussy Maulia - Rabu, 13 Desember 2023 | 16:21
Peningkatan Pariwisata dan Pertanian, Ini Beberapa Hasil Inovasi dari Gerakan Menuju Smart City 2023
Dok. Istimewa

Baca Juga: Kembali Digelar di Desember 2023, Apa Itu Gerakan Menuju Smart City 2023?

Di sektor pemerintahan, kantor Bupati Bandung Barat menerapkan sistem satu pintu yang dilakukan lewat Command Centre. Bupati dapat memantau data lalu lintas, angka kemiskinan, hingga pertumbuhan transaksi UMKM secara real-time.

Dengan adanya Command Centre, kepala daerah bisa langsung mengidentifikasi masalah di lapangan, lalu mengambil keputusan dengan cepat dan akurat.

2. Peningkatan di sektor agraris

Untuk memaksimalkan potensi Indonesia sebagai negara agraris, lingkup pengembangan Gerakan Menuju Smart City juga menyentuh sektor pertanian.

Melalui bimbingan dan pendampingan penyusunan rencana induk pembangunan yang aktif dilakukan oleh Kemenkominfo, kini beberapa daerah di Indonesia sudah mengembangkan pertanian berbasis teknologi. Salah satunya, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Ingin Sejahterakan Masyarakat, Kota dan Kabupaten Wujudkan Smart Living dalam Gerakan Menuju Smart City

Bupati Sumba Timur Khristofel Praing mengatakan, daerah yang dia pimpin kini tengah mengembangkan pola pertanian berbasis teknologi yang melibatkan anak-anak millenial.

“Selain peternakan, pertanian menjadi (sektor) andalan perekonomian Sumba Timur. Oleh karena itu, kami sedang mengembangkan pola pertanian dengan penggunaan aplikasi yang mampu mendeteksi iklim dan cuaca, curah hujan, serta panas matahari,” ungkap Khristofel.

Kuda menjadi salah satu hewan ternak andaland i Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dok. Istimewa

Kuda menjadi salah satu hewan ternak andaland i Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adapun aplikasi yang dimaksud adalah Sikepangmas, yaitu akronim dari Sistem Informasi Aksi Ketahanan Pangan Masyarakat. Aplikasi ini menggunakan teknologi prakiraan iklim serta menggabungkan data satelit dan lapangan untuk membuat kalender tanam serta memprediksi bahaya banjir, kekeringan, dan longsor.

Khristofel menjelaskan, pihaknya juga tengah mengembangkan agrowisata dengan sistem irigasi tetes di Kecamatan Lewa. Adapun lahan pembibitan yang dimanfaatkan merupakan lahan tidur milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang dahulunya adalah Balai Bibit Unggul (BBU).

Editor : Hai

Latest