Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Benarkah Lulusan SMA Lebih Banyak Menghasilkan Pekerja Dibanding Tamatan Perguruan Tinggi?

Rifka Amalia - Jumat, 20 Januari 2023 | 17:05
Anak SMA calon pengangguran?
Doc. HAI

Anak SMA calon pengangguran?

HAI-ONLINE.COM –Tentunya udah nggak aneh kalau kita nemuin momen di mana pemuda pekerja lulusan SMA dibandingin sama mereka yang tamatan Perguruan Tinggi.

Pasalnya, hal ini kerap jadi bahan obrolan dan sering kali menimbulkan perdebatan khususnya di media sosial.

Tapi, lo tau nggak apa makna dari pemuda itu sendiri?

Kalau merujuk sama Undang-Undang No. 40 Tahun 2009, pemuda adalah warga negara Indonesia yang berusia antara 16-30 tahun, baik laki-laki maupun perempuan.

Jadi, baik itu cowok maupun cewek, selama lo lahir antara tahun 1991 sampai dengan 2007, lo bisa dibilang sebagai pemuda.

Angkatan ini biasanya disebut sebagai generasi internet yang punya karakteristik multi-tasking, contohnya kayak menjalankan sosial media melalui ponsel sambil browsing pakai computer, tapi di sisi lain sambal ngedengerin musik lewat headset.

Dalam Laporan Statistik Pemuda Indonesia 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kalau Indonesia punya angka pemuda sekitar 65,82 juta jiwa, atau hampir setara dengan seperempat (24,00%) penduduk Indonesia.

Dari jumlah tersebut, disebutkan bahwa proporsi pemuda yang telah bekerjamencapai angka 53,23%.

Jadi, lulusan dari mana sih yang sebenarnya mendominasi pemuda pekerja di Indonesia?

Faktanya, masih dilansir dari Laporan Statistik Pemuda Indonesia 2022, pemudayang bekerja didominasi sama lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dengan proporsi 51,11%.

Sementara itu, pemuda bekerja yang tamat perguruan tinggi hanya mencapai angka 14,92%.

Sisanya, ada 33,97% pemuda pekerja dari lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah.

Baca Juga: SMA di Jepang Jadikan Kulot Sebagai Seragam Sekolah Dalam Rangka Keberagaman Gender

Tapi, BPS juga ngasih ‘catatan’ kalau persentase ini dipengaruhi sama perbedaan jumlah kelulusan antara tiga jenjang pendidikan tersebut.

"Hal ini juga disebabkan pendidikan tertinggi pemuda didominasi oleh pemuda yang tamat SM/sederajat dibanding Perguruan Tinggi," tulis BPS dalam laporanStatistik Pemuda Indonesia 2022.

Di samping itu, BPS juga ngasih data mengenai Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pemuda berdasarkan latar pendidikannya.

Dalam laporannya, BPS mencatat kalau angka tertinggi pengangguran didominasi sama lulusan dari SMA/Sederajat dengan indikasi sebanyak 16,42.

Sementara, mereka yang merupakan tamatan Perguruan Tinggi, menyumbang pemuda pengangguran di angka 11,46.

Sisanya, disusul dengan mereka yang tamatan SD, dan yang nggak tamat sekolah.

Hari wisuda.

Hari wisuda.

BPS nerangin kalau secara umum, pemuda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi bakalan memiliki daya tawar dalam pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi Pendidikan.

Atau dengan kata lain, mereka yang punya latar Pendidikan yang lebih baik, bakal memiliki kesempatan untuk memilih pekerjaan, dan bisa punya penawaran gaji yang lebih baik.

Tapi faktanya, nggak semua pemuda lulusan Sekolah Menengah ke atas bisa tertampung di dunia kerja, sehingga pada akhirnya bakalan mendorong terjadinya peningkatan jumlah pengangguran terdidik.

Tingginya tingkat pengangguran pada pemuda terdidik tersebut menunjukkan adanya potensi tenaga kerja yang kurang termanfaatkan dan berpotensi menjadi ancaman di era bonus demografi.

Sedangkan, kondisi berbeda dialami sama mereka yang punya tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Mereka pada umumnya bakal menerima segala macam pekerjaan yang bisa ngasih penghasilan, sehingga menyebabkan tingkat pengangguran pada pendidikan yang lebih rendah cenderung lebih sedikit.

Baca Juga: Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda Indonesia Mencapai Angka 14 Persen, Siniar Obsesif Musim 5 Menghadirkan Konten Tentang Dunia Kerja

Dikutip dari website resmi Databoks, pemuda yang bekerja masuk dalam tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), yakni ukuran yang menunjukkan pasokan tenaga kerja muda (youth labour supply) dalam menyokong kegiatan perekonomian.

Angka TPAK tersebut diambil dari perbandingan antara pemuda angkatan kerja, yakni jumlah pemuda yang bekerja dan pemuda yang menganggur, terhadap jumlah seluruh pemuda.

Adapun tercatat dalam Laporan Statistik Pemuda Indonesia 2022, TPAK pemuda pada 2022 mencapai angka 61,84%.

"Artinya, sekitar enam dari sepuluh pemuda siap masuk pasar kerja," kata BPS.

Data ini bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2022 dengan jumlah sampel 300.000 rumah tangga.

Selain mengumpulkan data pokok ketenagakerjaan, Sakernas Agustus 2022 juga memotret dampak Covid-19 terhadap ketenagakerjaan.

Klik di sini buat baca file utuh Laporan Statistik Pemuda Indonesia 2022 secara lebih lengkap.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x