"Dari keterangan mereka sendiri, iya (pelajar SMAN 6 Jakarta)," ujarnya.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, Nazirwan juga menyatakan bahwa aksi ini sudah dilakukan secara turun temurun.
"Setelah kita mintai keterangan dari pihak-pihak yang kita amankan bahwa kegiatan itu sifatnya tradisi.”
“Dari saksi yang sudah kita mintai keterangan, ini (perploncoan) sudah berlangsung dari tahun 2008," imbuhnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Wakil Kepala Sekolah SMAN 6 Jakarta, Suartono mengaku kaget aksi perploncoan ini terjadi kembali.
Baca Juga: Video Dua Siswa SMPN 1 Ciawi Nari Jive Dianggap Merusak Bangsa, Padahal Mereka Atlet
"Ini yang menjadi kita tergagap ya. Kaget lagi. Karena memang sudah tidak ada hal yang seperti ini. Kegiatan itu sudah tidak ada lagi dilakukan oleh anak anak alumni terhadap adiknya," ujar Suartono, dikutip dari Kompas.com.
Ia menyebut perploncoan ini sempat diantisipasi setelah sejumlah alumninya sepakat untuk menjaga nama baik SMAN 6 Jakarta, bahkan para siswa dianggap saudara oleh para alumninya.
"Karena anak anak alumni itu menganggap adiknya itu adalah saudara. Saya melihat secara umum di semua sekolah kan praktik seperti ini kan bisa saja terjadi, tetapi saya pastikan bahwa yang saya katakan tidak ada setelah saya diminta untuk membantu kepala sekolah," pungkasnya. (*)