Nah, pada peringatan hari AIDS sedunia, dokter ahli kasus HIV di Indonesia sempat membahas kematian tragis sang musisi yang disesalkan oleh tidak hanya bagi dunia musik tapi juga medis.
Yap, Prof dr Zubairi Djoerban, dokter yang pertama kali menemukan kasus AIDS di Indonesia pada 1992, sempat membahas hal ini pada 2019 silam.
Dia sempat bilang, jika saja Freddy Mercury bisa bertahan setahun lagi, mungkin bisa saja dia terselamatkan dan masih panjang umur.
Baca Juga: Terjangkit HIV Sewaktu Muda, Ini 7 Fakta Ngobrol Bareng ODHA Indonesia!
"Kalo saja dia (Freddie Mercury) bisa bertahan satu tahun lagi, mungkin ia masih hidup sampai sekarang. Tahun 1992, obat kombinasi (antiretroviral) baru ditemukan. Banyak pasien yang tertolong,” tutur dokter spesialis penyakit dalam ini seperti dikutip HAI dari obrolan Kompas.com bersama dr. Zubairi pada 2019 silam.
Soal obat HIV, Profesor Zubairi menyebutkan, di Indonesia, ARV baru mulai digunakan pada dua tahun setelahnya yakni masuk di tahun 1994.
Namun baru sejak 1996, ada tiga obat HIV alias ARV resmi yang telah menjadi standar Indonesia dan dunia. Walau saat itu masih mahal harganya, beberapa tahun kemudian obat ini sudah digratiskan pemerintah.
"Mulai 2004, semua obat ini disediakan gratis oleh pemerintah. ARV yang sekarang menurunkan angka kematian secara drastis. Tidak lagi bikin meninggal, sakit, tidak juga menular,” tuturnya lagi.
Namun bagaimana pun, kematian Freddy Mercury kala itu, menjadi penanda dan punya hikmah soal kesadaran masyarakat tentang datangnya sebuah wabah yang harus diwaspadai banyak kalangan, anak-anak, remaja dan orang dewasa juga lanjut usia.
Sekarang kita jadi mengenal istilah, jauhi penyakitnya bukan orangnya (Orang Dengan HIV/AIDS.red.). (*)