HAI-Online.com - Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 SR mengguncang Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pukul 13.21 WIB pada Senin (21/11/2022) kemarin.
Dampak dari bencana ini, banyak kerusakan terjadi di berbagai fasilitas umum, salah satunya fasilitas pendidikan.
Menanggapi hal ini, Kemendikbud Ristek langsung berkoordinasi bersama pemerintah daerah (Pemda) Cianjur untuk mengidentifikasi jumlah pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa.
“Kami turut prihatin atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Cianjur dan sekitar. Saat ini kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Kami akan tindaklanjuti sesuai dengan informasi resmi yang kami terima,” ujar Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim dalam keterangannya.
Ia melanjutkan, dari hasil identifikasi, Kemendikbud Ristek akan melakukan langkah-langkah cepat untuk membantu segera para guru dan siswa yang terdampak gempa.
“Kemendikbud Ristek akan mengambil langkah cepat dalam membantu pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak agar akses terhadap pendidikan tetap tersedia,” ujar Nadiem.
Baca Juga: 5 Hal Ini Perlu Dihindari Saat Terjadi Gempa, Salah Satunya Menggunakan Lift
Mayoritas korban gempa di Cianjur adalah anak-anak
Sebagai informasi, sebanyak 162 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut, dan dari jumlah tersebut, mayoritas korbannya merupakan anak-anak.
Masih dari data yang disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, disebutkan juga ada 326 warga luka-luka dan 13.784 orang mengungsi. Lokasi pengungsian tersebar 14 titik.
"Tercatat di call center BPBD ada 162 yang meninggal dunia. Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak, kita sangat prihatin," ucap Emil, sapaan akrabnya, di Pendopo Bupati Cianjur, Senin malam pukul 21.30 WIB dilansir dari Kompas.com.
Emil menyebut, banyak korban anak karena saat kejadian banyak siswa sekolah yang sedang belajar di madrasah atau pesantren.