Wawancara Eksklusif! Inspirasi Judul Album Baru ‘Utopia’ Vokalis St. Lucia: Gue Nggak Setuju Konsep 'Dunia Sempurna'

HAI-ONLINE.COM – Unit synth pop asal New York, St. Lucia baru aja ngerilis album terbarunya yang bertajuk ‘Utopia’ pada 7 Oktober lalu.

HAI berkesempatan untuk melakukan sesi wawancara eksklusif dengan sang vokalis, Jean-Phillip Grober pada Jumat (21/10/2022) pagi.

Dalam kesempatan ini, HAI nanyain berapa lama buat mereka untuk ngegarap album baru ini.

Reinal / HAI

Wawancara eksklusif HAI dengan St. Lucia ngebahas album 'Utopia'

“Well, ceritanya panjang, kami habisin sekitar 4 tahun buat bikin album ini. Sebenarnya banyak banget materi yang kami bikin di luar ‘Utopia’. Dan ‘Utopia’ sendiri kira-kira dibikin selama satu tahun,” ungkap Jean kepada HAI.

H: “Jadi kalian bikin album ini pas pandemi juga ya?”

J: “Ya, kira-kira sebelum pandemi dan juga setelah pandemi, jadi kayak a little bit both, setahun setengah sebelum pandemi dan setahun setengah pas pandemi,”

H: “Kelihatannya di album ini, kalian banyak mengeksplor kisah sedih dan sedikit melankolis ya daripada album-album sebelumnya?”

J: “Ya, kayaknya kami bikin musik yang gue rasa orang-orang akan expect kayak gimana album yang ditulis pas pandemi. Ini mungkin lebih kerasa sedih dan melankolis, tapi pas kami bikin lagu yang nantinya ada di ‘Utopia’, gue rasa ini adalah lagu-lagu yang ingin didengar dunia saat itu, karena lagu-lagunya penuh harapan setelah kesulitan dan perjuangan yang dilewati bersama,”

Baca Juga: Djo aka Joe Keery Stranger Things Rilis Album Kedua 'DECIDE' yang Rangkum Kehidupan 20-annya!

H: “Kalo inspirasi judul ‘Utopia’ sendiri gimana? Apakah lo percaya dengan konsep dunia yang sempurna?

J: “Untuk nama ‘Utopia’, gue baru aja sadar kalo konsep utopia itu menarik banget karena gue rasa kita semua mencoba untuk hidup di dunia yang sempurna dan gue nggak setuju utopia adalah hal yang positif. Lo hidup di dunia yang sempurna menurut lo sendiri, tapi gimana kalo definisi itu nggak sama dengan orang lain yang nggak mau sama kayak konsep utopia lo? Mereka menderita!”

(*)