HAI-Online.com - Pameran seni rupa Nandur Srawung kembali digelar tahun ini dengan mengambil judul Matrix//Mayapada bertempat di Taman Budaya Yogyakarta.
Pada gelaran ke-9 ini, Nandur Srawung memilih judul Matrix//Mayapada sebagai gagasan untuk membaca ulang realita ganda antara fisik dan nonfisik.
Kurator Rain Rosidi mengatakan kalau tema tersebut dipilih untuk melihat kembali bagaimana komunikasi bahasa saat ini berdampak terhadap suatu kebudayaan.
"Pada dasarnya adalah kita memiliki pandangan bahwa kebudayaan hadir melalui semesta bahasa yang memiliki matriksnya, yaitu dimensi, struktur, dan sistem simboliknya," ucap kurator Rain Rosidi saat acara pembukaan, Minggu (16/10) di Taman Budaya Yogyakarta.
"Kemudian di dalam sistem dan struktur itu kita akan melihat perkembangan hari ini bagaimana hal-hal tersebut berdampak secara teknologi komunikasi digital dan berbagai macam enkripsinya atau pembacaan ulang terhadap kode-kode bahasa tersebut," sambungnya.
Baca Juga: Angkat Kisah Pewayangan, Seniman Herjaka Hadirkan Pameran Seni Berjudul 'Ratu Adil' di Yogyakarta
Selain Rain Rosidi, terdapat empat seniman lainnya yang menjadi kurator, yakni Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Irene Agrivina, dan Sujud Dartanto.
Dengan memilih tema tersebut, Nandur Srawung #9 berharap mampu menjaring banyak kalangan dan segmen secara konvensional maupun digital sehingga bisa mewadahi beragam bentuk artistik dan komponen sosial.
Setidaknya terdapat lebih dari 240 partisipan yang terdiri dari individu dan kelompok ikut terlibat dalam pameran ini.
Nggak cuma dari Indonesia aja loh, beberapa seniman dari luar negeri juga turut tampil dalam pameran ini seperti dari Amerika Serikat, Australia, Austria, India, Korea Selatan, Mexico, Perancis, Rusia, dan Jerman.
Seluruh peserta kemudian terbagi dalam tiga program pokok, di antaranya Pameran, Nandur Gawe, dan Srawung Sinau.