Dengan meningkatnya perkembangan teknologi pada industri yang berbasis material, perlu adanya perbaikan kurikulum pendidikan teknik metalurgi dan material. Perbaikan ini mengacu kepada fakta bahwa aplikasi material tidak lagi didominasi oleh logam saja. Material lain seperti keramik, polimer dan komposit dewasa ini telah menjadi material alternatif dan diperkirakan akan berkembang pada Industri material masa depan.
Oleh karena itu Departemen Metalurgi di Fakultas Teknik - Universitas Indonesia, mengembangkan kurikulum Program Studi Teknik Metalurgi ke bidang teknik material. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sarjana teknik metalurgi dan material yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi proses metalurgi dan material yang dibutuhkan oleh industri manufaktur. Dengan pendidikan teknik metalurgi dan material ini memungkinkan para mahasiswa untuk mengembangkan dirinya dalam 3 konsentrasi yaitu:Teknik Metalurgi,Teknik Keramik, danTeknik Polimer.
Pengembangan ini dituangkan dalam perbaikan kurikulum pendidikan yang dalam memenuhi muatan ketiga konsentrasi tersebut mengacu pada ABET 2000 (Accreditation Board for Engineering Technology). Penerapan kurikulum ini akan dilakukan secara bertahap, dan pada saat ini , sesuai dengan sumber daya manusia yang ada, Departemen Metalurgi dan Material baru menjalankan konsentrasi Teknik Metalurgi dan Polimer, sedangkan Konsentrasi Keramik akan dilaksanakana sejalan dengan perkembangan Sumber Daya Manusia di departemen ini, sehingga diharapkan ketiga konsentrasi ini akan berjalan sepenuhnya diakhir evaluasi kurikulum 2004 ini.
Sejarah
Departemen Metalurgi dan Material (d/h Jususan Metalurgi) - Universitas Indonesia didirikan pada tahun 1965 sebagai salah satu program studi diFakultas Teknik Universitas Indonesia. Universitas Indonesia adalah satu-satunya perguruan tinggi yang menawarkan program studi ini sampai sekarang. Ketua Departemen pertama kali adalah Dr. Ing. Poernomosidhi Hadjisaroso Kegiatan akademik pertama kali hanya diikuti oleh 25 mahasiswa.
Pada tahun 1969 karena terbatasnya tenaga pengajar dibidang metalurgi dan juga kurangnya fasilitas laboratorium, Departemen metalurgi untuk sementara tidak menerima mahasiswa baru. Pada tahun 1975, Fakultas Teknik kembali membuka program studi Teknik Metalurgi dengan menerima kurang lebih 40 mahasiswa baru, dan pada tahun itu pula Departemen ini menghasilkan 7 orang Sarjana, sedangkan sisanya sebanyak 7 orang, menyelesaikan studinya di Jurusan Tambang -ITB.
Sampai saat ini Departemen Teknik Metalurgi dan Material menerima mahasiswa baru sampai 100 mahasiswa baru per-tahunnya. Lulusan sarjana teknik metalurgi dan material dapat bekerja di sektor swasta seperti industri otomotif, industri minyak dan gas dan industri logam, serta di sektor pemerintahan seperti Departemen Perindustrian dan Pertambangan, BPPT, BATAN, dan LIPI.
Prospek Kerja Lulusan Teknik Metalurgi dan Material
- Bidang Industri Pertambangan (PT. Freeport Indonesia, PT. Aneka Tambang, PT. Timah, PT. Newmont Nusa Tenggara, industri semen, pengolahan mineral bahan keramik dan bahan refraktori)
- Bidang Industri Ekstraksi Dan Peleburan Logam (PT. INCO, PT. Aneka Tambang, PT. Timah, PT. Inalum, PT. Krakatau Steel, industri pengolah emas-perak, dll)
- Bidang Industri Manufaktur (industri pengecoran logam, industri otomotif, pesawat terbang, kereta api, perkapalan, industri pembuatan mesin dan komponen)
- Bidang Industri Perminyakan Dan Gas (pada bidang ini, lulusan Teknik Metalurgi dan Material dapat menduduki posisi sebagai corrosion engineers, pipeline risk & assessment, dan metallurgical failure analyst.
- Bidang Lembaga Penelitian, Akademisi, dan Pemerintahan
- Dan Bidang Lain (Mikroelektronik, konsultan, Bidang Kesehatan, dan Bidang Pembangkit Energi Listrik)