HAI-ONLINE.COM - Selepas Darksovls muncul, nggak sedikit yang bilang band ini adalah "DeadSquad Perjuangan".
Ya maklum, selain personelnya isinya eks-DeadSquad semua, kalo disingkat "DS" juga, lalu genre musik yang dibawain juga death metal.
Toh, perpecahan band metal besar adalah "berkah" buat para penggemar musik cadas. Pada akhirnya kita punya dua band berkualitas sama, layaknya Megadeth dan Metallica.
Yap, bukti kualitas DarkSovls udah kebukti di album Omegalitikum. Judul album yang harusnya jadi nama rilisan penuh keempat DeadSquad ini kini bertransformasi jadi album perdana DarkSovls.
Omegalitikum, menurut HAI cocok kalo disebut sebagai karya tidak resmi DeadSquad yang berada setelah Profanatik. Pure death metal. Sebuah karya technical death metal yang gampang nyangkut. Terasa ada benang merah Horror Vision juga.
Namun, Omegalitikum nggak semata-mata cuma jadi karya buat nyenengin fans DeadSquad pada masa Horror Vision/Profanatik.
Terdengar juga eksplorasi yang kadarnya pas, nggak berlebihan. Sisipan-sisipan black metal, hingga progresive rock terasa cocok diselipkan.
Baca Juga: Review Album Saturday Night Karaoke - Dejection: Pop Punk Kelam Layak Dengar
Durasi albumnya juga pas. Nggak terlalu lama, tapi nggak singkat juga. Nggak capek dengerinnya.
Paling kekurangannya menurut HAI adalah, isian Andyan Gorust yang terdengar selalu pake rumus sama hampir di setiap lagu.
Namun kekurangan tersebut tertutup sama part gitar Coki yang bikin lagunya nggak monoton.