Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Breakup Hair, Tren Cukur Rambut Habis Patah Hati Punya Penjelasan Psikologi!!

Reinaldy Royani - Jumat, 02 September 2022 | 19:15
Tren breakup hair alias potong rambut pasca patah hati menurut psikologi!
iStockphoto

Tren breakup hair alias potong rambut pasca patah hati menurut psikologi!

HAI-ONLINE.COM – Sebel nggak sih setiap kita potong rambut kita dicengin mau buang sial lah, patah hati lah padahal cuma mau ganti gaya! Eits, tapi ternyata ada loh hubungannya cukur rambut dengan kondisi patah hati menurut psikologis!

Biasanya, tendensi cukur rambut pasca putus atau patah hati umumnya juga dikenal dengan tren yang bernama ‘breakup hair’.

Nggak cuman potong rambut, tren ini juga mencakup mengganti gaya rambut lain misalnya dengan coloring dan hair extension.

Menurut Rachel Wright, M.A., LMFT, psikoterapis yang fokus pada hubungan mengatakan jika tren 'breakup hair' ini sebagai bentuk upaya kita untuk tetap bisa mengontrol hal yang terjadi di dalam hidup.

Baca Juga: Pria Ternyata Lebih Sering Kerontokan Rambut, Ternyata Ini Sebabnya

"Ketika kita secara sederhana ingin mengontrol sesuatu, khususnya kala seluruh hidup terasa berjalan di luar kendali, rambut kita adalah hal yang memberikan otonomi penuh," jelasnya, dikutip dari Mind Body Green.

Pergantian hairstyle ini disinyalir bisa menjadi transisi awal kita dari yang sebelumnya berada di bawah bayang-bayangan mantan, sekarang jadi lebih mandiri setelah putus!

"Kita memiliki banyak kaitan emosional dengan rambut kita lebih dari yang banyak orang sangka," ucap Rachel.

Baca Juga: Simak 5 Gaya Rambut yang Bebas Razia di Sekolah Tapi Tetep Keren!

Nggak hanya itu, hal ini juga melambangkan perubahan yang paling mudah, simple, dan murah untuk dilakukan setelah mengalami heartbreak.

Walaupun begitu kita nggak boleh serta merta nge-judge kalo orang potong rambut pasti lagi patah hati sob!

Kita juga harus mempertanyakan motif sebenarnya dari keputusan seseorang untuk mengganti gaya rambut ini.

"Anda harus mempertanyakan apakah melakukan ini untuk orang lain. Kalo jawabannya demi diri sendiri maka ini bisa menjadi kebiasaan yang sehat," pungkas Wright.

(*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x