Kalo dipakai sebagai bahan bakar mesininternal combustion, H2hanya menghasilkan energi sebesar130 MJ/kg.
"Berarti ada kekurangan (defisit) energi 50 MJ/kg dari 180 MJ/Kg kebutuhan energi memproses elektrolisis air menjadi H2 dan dijadikan energi bahan bakar," jabar Prof Yus.
"Sekalipun dipakai untuk mesin internal combustion, H2 tetap butuh bantuan dari energi lain seperti bahan bakar fosil," sambungnya.
Sebab kekurangan 50 MJ/kg membuat H2 tidak bisa menjadi energi tunggal untuk mesin internal combustion.
Sebagai perbandingan, bahan bakar diesel atau bensin umumnya menghasilkan energi sebesar 40-43 MJ/kg.
Artinya juga, meski H2 bisa dipakai untuk bahan bakar, sifatnya akan mudah terbakar di udara dan tidak ramah lingkungan.
Baca Juga: Satu Lagi, Wisata Ruang Angkasa Tawarkan Naik ke Stratosfer dengan Balon Hidrogen
Fabio Chiara, seorang ilmuwan dari Pusat Riset Otomotif Ohio State University, mengatakan penggunaan Hidrogen (H2) sebagai pengganti BBM sangat berisiko.
"H2 adalah gas yang sangat mudah terbakar dan eksplosif," kata Chiara seperti dilansirScientific American.
Menurutnya, jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kendaraan juga "bakal jauh lebih besar, karena dua proses pembakaran (bensin dan hidrogen) terlibat," katanya lagi. (*)