Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Menurut Studi, 'Nggak Ngapa-ngapain' Ternyata Punya Manfaat Juga Lho!

Hanif Pandu Setiawan - Senin, 21 Februari 2022 | 20:05
5 Kegiatan Paling Mager yang Bikin Lo Nggak Ngapa-Ngapain Seharian

5 Kegiatan Paling Mager yang Bikin Lo Nggak Ngapa-Ngapain Seharian

HAI-Online.com – Orang-orang mungkin menganggap doing nothing atau nggak melakukan apa-apa karena mager dikategorikan sebagai kegiatan yang malas.

Kebanyakan orang menganggap orang lain yang hanya duduk atau bersantai tanpa melakukan apa-apa adalah tanda kemalasan yang sifatnya negatif.

Padahal menurut studi, nggak melakukan apa-apa dan hanya duduk tenang bersantai adalah salah satu cara tubuh mengisi energi. Layaknya ponsel yang juga butuh diisi daya listrik, tubuh pun begitu. Hanya saja bentuk energinya yang berbeda.

Dilansir dari South China Morning Post, 1 Januari 2021, doing nothing alias bersantai nggak melakukan apa-apa ini jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda disebut niksen.

Salah satu cara meditasi paling mudah

Doing nothing atau niksen di sini adalah mengambil jeda di antara kesibukan dengan nggak melakukan apapun juga.

Manfaat kesehatan dari doing nothing tertulis dalam buku Niksen: Embracing the Dutch Art of Doing Nothing yang ditulis oleh jurnalis Belanda, Olga Mecking.

Baca Juga: Nggak Cuma Minta Makan, Ini Beberapa Alasan Kucing Suka Ngikutin Kita

Mecking sendiri mengakui ide menulis buku tersebut lahir selepas ia membaca artikel di majalah kesehatan Belanda, Gezond Nu, yang menyatakan bahwa niksen adalah cara baru meditasi.

"Akhirnya saya menemukan artikel yang menyatakan bahwa nggak apa sekali-sekali nggak melakukan apa-apa. Terutama di zaman yang serba memburu-buru kita, agar kita berbuat lebih dan lebih. Niksen terlihat seperti sebuah antidote, dan saya langsung ingin menulis itu semua dalam sebuah buku," ujar Mecking.

Buku yang awalnya diterbitkan dalam Bahasa Inggris ini langsung populer. Dan langsung dicetak ulang dalam 10 versi bahasa termasuk Bahasa Belanda, Perancis, dan Rusia.

Simanthini Ghosh, asisten profesor psikologi di India's Ashoka University menyatakan bahwa di pandemi ketika banyak orang bekerja dari rumah, gangguan mental seperti anxiety, kesepian dan depresi mudah datang kapan saja.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x