HAI-Online.com – Pada Jumat (14/1/2022) kemarin Banten diguncang gempa dengan skala 6,7 M yang dimutakhirkan menjadi 6,6 M.
Guncangan gempa tersebut bahkan dirasakan hingga Jakarta hingga menjadi trending di media sosial Twitter.
Namun hingga Sabtu (15/1/2022) ini, telah terjadi gempa susulan sebanyak 32 kali.
Adanya gempa di Banten ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Apakah gempa yang terjadi mempengaruhi aktivitas Gunung Anak Krakatau?
“Gempa kecil dah Hampir 5 kali Di kampungku Pliseuuh Risau banget tau, mau pulkam khawatir banget aku, ovt takut nya Gunung krakatau atau yg lebih parah nya Btw 6km dari pesisir pantai bakalan ke sapu gak sih,” tulis akun @Mingoojeon.
“Ini krakatau bakalan bereaksi gak ya? jadi inget dulu kalo daerah itu gempa beberapa waktu kemudian krakatau mulai erupsi,” tulis akun @Ryryryroy.
Baca Juga: Gempa 6,7 SR Berpusat di Sumur Banten, Guncangan Terasa ke Jabodetabek Tidak Ada Potensi Tsunami
Terkait hal itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan penjelasannya.
Subkoordinator Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani mengatakan, sampai dengan saat ini, gempa Bantennggak mempengaruhi aktivitas Gunung Anak Krakatau.
“Hingga saat ini tidak ada pengaruhnya terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau, tidak teramati perubahan visual ataupun kenaikan gempa-gempa vulkanik,” ujar Nia, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/1/2022) siang.
Nia juga menyampaikan, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih sama dengan sebelumnya, yakni pada level II (Waspada).
Dia menjelaskan, gempa yang mengguncang Banten adalah gempa tektonik yang berasal dari pergerakan lempeng atau zona subduksi.