Kehadiran iPhone awalnya sempat dianggap "remeh" oleh kompetitor Apple, salah satunya Microsoft, sebagamana dihimpun dari 9to5Mac.
Steve Ballmer yang kala itu menjabat sebagai CEO Microsoft, tertawa saat mendengar harga iPhone yang dijual paling murah 500 dollar AS untuk model memori internal 4 GB saat itu .
"500 dollar AS disubsidi penuh? Menurut saya itu adalah ponsel termahal di dunia dan sepertinya tidak menarik bagi konsumen bisnis, karena tidak memiliki keyboard yang membuat mesin e-mail sangat tidak baik," kata Ballmer.
Ketika itu, Ballmer bahkan memprediksi bahwa iPhone hanya bisa mengambil dua hingga tiga persen pangsa pasar saja. "Jika Anda benar-benar melihat 1,3 miliar ponsel terjual, saya lebih suka memiliki (ponsel dengan) software kami (menguasai) 60, 70, atau 80 persen dari pangsa pasar itu. Daripada hanya mendapatan 2 atau 3 persen pangsa pasar, dan itulah yang Apple mungkin akan dapatkan (dengan iPhone)," kata Ballmer.
"Tidak ada kesempatan bahwa iPhone akan mendapatkan pangsa pasar yang signifikan. Tidak ada kesempatan," lanjut dia kala itu.
Agaknya, Ballmer harus menelan ludahnya sendiri saat melihat perkembangan iPhone yang pesat seperti saat ini.
Pada 2016, Ballmer mengakui kepada outlet media Bloomberg, bahwa ia telah salah menilai iPhone ketika itu.
Ballmer tak sendirian, pesaing iPhone lainnya kala itu, BlackBerry juga memandang sebelah mata.
CEO BlackBerry Research in Motion saat itu, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, juga dilaporkan menyaksikan peluncuran iPhone dengan penuh keraguan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Apple Insider, Selasa (11/1/2022).
iPhone generasi pertama terjual 1,4 juta unit
Mengapa banyak yang meragukan iPhone generasi pertama? iPhone generasi pertama ibarat anomali di industri ponsel saat itu.