HAI-Online.com – Jika dibandingkan dengan 10 tahun lalu, perkembangan dunia kerja udah sangat berubah. Saat ini muncul beragam profesi yang mungkin 10 tahun lalu nggak kebayang.
Meski begitu, profesi yang banyak dibutuhkan perusahaan justru masih sepi peminat. Hal ini terjadi karena di Indonesia, lulusan bidang terkait profesi tersebut masih sedikit.
Nah berdasarkan laporan The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum (WEF) menginformasikan tiga profesi menjanjikan yang banyak dicari, tapi masih sepi peminat. Yuk kita kepoin!
1. Aktuaris
Aktuaris adalah seorang yang bertugas menyelesaikan masalah bisnis di perusahaan. Contohnya, risiko yang akan dihadapi perusahaan dan dampak bencana terhadap perekonomian dan kemajuan perusahaan.
Semua perusahaan harus memperhitungkan risiko demi mengembangkan usahanya. Karenanya, perusahaan membutuhkan seorang aktuaris.
Sayangnya, masih sedikit orang yang menggeluti bidang aktuaris. Hal ini dibuktikan melalui data dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) yang menyebutkan, per pertengahan 2019, baru terdapat sekitar 652 orang aktuaris di Indonesia.
Nah, seseorang yang ingin menjadi aktuaris bisa memilih Jurusan Matematika di perguruan tinggi. Namun, untuk lebih spesifiknya, dapat mencari kampus yang sudah memiliki Peminatan Aktuaria di Jurusan Matematika, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Pelita Harapan (UPH).
Baca Juga: 5 Hal yang Mesti Disiapin Kalo Kamu Berminat Kuliah di Singapura
2. Arsitek AI
Bagi sebagian orang, profesi artificial intelligence (AI) architect atau arsitek AI mungkin sudah nggak asing lagi. Arsitek AI adalah orang yang mengukur kinerja AI yang telah dibuatnya, dan mempertahankan keberlanjutan AI tersebut. Profesi ini masih sangat jarang di Indonesia.
Bahkan, menurut Emerging Jobs Linkedin 2020, Arsitek AI atau Spesialis AI masuk ke dalam tiga daftar teratas pekerjaan yang paling berkembang di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut menjadi bukti, bahwa Arsitek AI masih memiliki peluang besar karena banyak dicari perusahaan.