Follow Us

Inilah Alasan Tahun Ajaran Baru Sekolah Selalu Dimulai pada Pertengahan Tahun

Hanif Pandu Setiawan - Rabu, 15 September 2021 | 16:10
Uji coba Sekolah Tatap Muka, apakah Remaja Masih Punya Risiko Kena Covid-19, Nggak Ya?

Uji coba Sekolah Tatap Muka, apakah Remaja Masih Punya Risiko Kena Covid-19, Nggak Ya?

HAI-Online.com – Pertengahan tahun selalu jadi momen yang ditunggu-tunggu anak sekolah. Karena selain jadi momen naik kelas atau lulus, pada bulan-bulan tersebut anak sekolah bisa libur panjang setelah menjalani dua semester!

Namun lo tahu nggak, sih bahwa di Indonesia, tahun ajaran baru itu pernah dimulai pada awal tahun, lho.

Jadi, sebelum tahun 1979, tahun ajaran baru sekolah itu dimulai pada bulan Januari. Sementara akhir tahun ajaran selesai pada bulan Desember di tahun yang sama.

Semuanya berubah saat menteri pendidikan saat itu, Daoed Joesoef banyak merombak sistem pendidikan di Indonesia, termasuk soal dimulainya tahun ajaran baru. Daoed Joesoef sendiri menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan pada periode 1978–1983.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 dan Sekolah Online Bikin Siswa Indonesia Jarang Belajar

Melalui UU No. 0211/U/1978, Pak Daoed pada saat itu mengatur kalau tahun ajaran baru yang yang seharusnya dimulai pada Januari harus diundur ke bulan Juli.

Hasilnya, tahun ajaran 1978 yang kala itu seharusnya sudah berakhir pada bulan Desember 1978, jadi sempat diundur tuh menjadi sampai bulan Juni 1979.

Karena itu, tahun ajaran 1978–1979 pun menjadi tahun ajaran terpanjang sepanjang sejarah, yakni sampai 1,5 tahun! Nah kalo orangtua lo di tahun itu masih jadi anak sekolah, coba tanya, deh ke mereka.

Terus apa aja sih alasan menteri Daoed saat itu sampai mengubah waktu tahun ajaran baru di Indonesia jadi ke bulan Juli? Simak nih penjelasannya, melansir laman Ruang Guru pada Rabu (15/9/2021).

1. Mempermudah rencana anggaran pendidikan

Tahun ajaran baru yang dimulai pada bulan Januari dinilai terlalu dekat dengan jadwal tutup buku anggaran yang dilakukan pada akhir tahun. Karenanya, jadwal awal tahun ajaran baru harus diubah biar bisa menyesuaikan.

Maka dipilihlah bulan Juli, di pertengahan tahun sehingga anggaran biaya pendidikan tetap bisa dilakukan tanpa banyak masalah.

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Dibagikan Lagi, Cek Besaran dan Situs-Situs yang Diblokir

2. Nyesuain tahun ajaran luar negeri

Di luar negeri sendiri, tahun ajaran baru selalu dimulai pada tengah tahun, bukan di awal tahun, setelah anak-anak sekolah di sana berlibur di musim panas.

Pak Daoed pun kala itu mencoba untuk menyesuaikan tahun ajaran di Indonesia untuk bisa sama dengan di luar negeri. Alasannya, menteri ingin anak-anak Indonesia yang melanjutkan pendidikan di luar negeri bisa dimudahkan karena jadwal tahun ajarannya sudah sama.

3. Musim hujan pada Desember

Nah, pertimbangan Pak Daoed untuk mengganti awal tahun ajaran dari Januari ke Juli juga berhubungan dengan musim hujan di Desember.

Ketika awal tahun ajaran dimulai pada Januari, maka anak-anak akan liburan di bulan Desember yang bertepatan dengan musim hujan. Hal itu dinilai bisa mengganggu masa liburan anak-anak.

Jadi, biar anak-anak sekolah bisa menikmati waktu liburnya dengan lebih menyenangkan, Pak Daoed pun mengubah waktu tahun ajaran baru menjadi bulan Juli. (*)

Baca Juga: Studi Sebut 7 dari 10 Anak Mengaku Jarang Belajar Selama Pandemi

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest