Follow Us

Studi Sebut 7 dari 10 Anak Mengaku Jarang Belajar Selama Pandemi

Ferry Budi Saputra - Kamis, 09 September 2021 | 09:50
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh
Shutterstock

Ilustrasi pembelajaran jarak jauh

HAI-Online.com - Pandemi Covid-19 mengubah cara belajar siswa yang tadinya secara tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau bisa disebut online.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Jakarta Bakal Digelar Tiap Hari Mulai 13 September 2021, Pelajar Cek Pengaturan Masuk Kelasnya!

Pastinya lo juga ngerasain gimana rasanya belajar dengan sistem PJJ, tentu memiliki banyak tantangan tersendiri mulai dari sulit mencerna pembelajaran hingga alami kesulitan karena harus menggunakan quota internet.

Nah, perlu lo ketahui nih ada studi dari Global Save the Children pada Juli 2020 yang dilakukan di 46 negara, khususnya Indonesia, ternyata menemukan fakta bahwa 7 dari 10 anak mengatakan jarang belajar atau hanya sedikit belajar selama pandemi.

Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  • terbatasnya ketersediaan materi belajar yang memadai terbatasnya/tidak memiliki kuota internet
  • tidak mempunyai gawai (handphone, dll)
  • demotivasi karena sulit memahami pekerjaan rumah dan tidak mendapat bimbingan guru
CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung mengatakan, studi tersebut jelas menggambarkan bahwa banyak anak di Indonesia menghadapi kesulitan dalam belajar daring.

Menurutnya, seluruh pihak perlu bersama-sama kesulitan belajar para siswa supaya nggak kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss).

Baca Juga: Inilah 7 Jurusan Kuliah yang Paling Diminati di Dunia Tahun 2021

Selain itu, kelompok anak yang tergabung sebagai Child Campaigner gerakan Save Our Education dan merupakan bagian dari Child and Youth Advocacy Network (CYAN) melakukan survei tentang pemerataan paket internet bagi peserta didik.

Hasilnya, ada 44 dari 105 responden anak (42 persen) menyampaikan bahwa mereka nggak mendapatkan kuota gratis baik dari Pemerintah maupun sekolah.

Menurut Gya, Koordinator Child Campaigner Save the Children di Yogyakarta, hasil surveinya menemukan bahwa siswa yang nggak mendapatkan kuota gratis ini salah satu alasannya karena nggak terdata.

Pastinya banyak anak yang kecewa terkait dengan hal tersebut karena mereka sangat membutuhkan untuk melakukan PJJ.

Source : Kompas.com

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest