HAI-Online.com - Pandemi Covid-19 mengubah cara belajar siswa yang tadinya secara tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau bisa disebut online.
Pastinya lo juga ngerasain gimana rasanya belajar dengan sistem PJJ, tentu memiliki banyak tantangan tersendiri mulai dari sulit mencerna pembelajaran hingga alami kesulitan karena harus menggunakan quota internet.
Nah, perlu lo ketahui nih ada studi dari Global Save the Children pada Juli 2020 yang dilakukan di 46 negara, khususnya Indonesia, ternyata menemukan fakta bahwa 7 dari 10 anak mengatakan jarang belajar atau hanya sedikit belajar selama pandemi.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:
- terbatasnya ketersediaan materi belajar yang memadai terbatasnya/tidak memiliki kuota internet
- tidak mempunyai gawai (handphone, dll)
- demotivasi karena sulit memahami pekerjaan rumah dan tidak mendapat bimbingan guru
Menurutnya, seluruh pihak perlu bersama-sama kesulitan belajar para siswa supaya nggak kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss).
Baca Juga: Inilah 7 Jurusan Kuliah yang Paling Diminati di Dunia Tahun 2021
Selain itu, kelompok anak yang tergabung sebagai Child Campaigner gerakan Save Our Education dan merupakan bagian dari Child and Youth Advocacy Network (CYAN) melakukan survei tentang pemerataan paket internet bagi peserta didik.
Hasilnya, ada 44 dari 105 responden anak (42 persen) menyampaikan bahwa mereka nggak mendapatkan kuota gratis baik dari Pemerintah maupun sekolah.
Menurut Gya, Koordinator Child Campaigner Save the Children di Yogyakarta, hasil surveinya menemukan bahwa siswa yang nggak mendapatkan kuota gratis ini salah satu alasannya karena nggak terdata.
Pastinya banyak anak yang kecewa terkait dengan hal tersebut karena mereka sangat membutuhkan untuk melakukan PJJ.