Follow Us

Johnny Marr: The Smiths Terlalu Dibutakan oleh Ketenaran dan Media

Mohammad Farras Fauzi - Selasa, 06 Juli 2021 | 21:00
The Smiths
Wikimedia

The Smiths

"Liat gue, Noel & Liam (Gallagher) - khususnya Noel, kalian juga bisa liat Mani (Gary Mounfield) dari The Stone Roses - kami semua berasal dari keluarga imigran. Well, semua personel The Smiths adalah keluarga imigran sebenarnya."

Berkaca pada keluarga besarnya yang berasal dari Kildare, Irlandia, Marr menambahkan, "Apa yang keluarga besar wariskan ke gue nggak hanya antusiasme dan obsesi mereka terhadap musik, tapi juga kesadaran mereka untuk ngebentuk sebuah lingkungan dan komunitas yang sehat dari klub-klub lokal, menyaksikan band-band keren yang bermain di situ. Mereka (orang tua Johnny Marr) pun masih melakukan itu semua sampe sekarang."

"Secara kultur, orang Irlandia nggak terlalu berbeda dengan orang dari Eropa Timur karena banyak dari mereka yang tumbuh besar di desa, membuat musik mereka sendiri di dapur bareng seluruh keluarga besar, murni untuk hiburan - dan mereka membawa itu semua bersama mereka."

"Budaya dan kebiasaan tersebut hinggap di DNA para working class, dan ini bukan hanya sebagai bentuk pelarian. Gue rasa apa yang telah diwariskan selama ini lebih dari itu, ini adalah tentang bagaimana ngebentuk sebuah komunitas yang sehat."

Baca Juga: Koleksi Baru Levi’s x Clarks Terinspirasi Skena Madchester Era 80an

Uniknya, demam The Smiths dan skena Madchester sendiri kembali dirasakan secara kuat di Indonesia pada awal medio 2010-an - terutama setelah penggunaan internet yang cukup masif dan merata di seluruh Indonesia.

Nggak bisa dilupakan juga peran film 500 Days of Summer (2009) yang booming banget di kalangan remaja metropolitan saat itu - lagu The Smiths 'There Is a Light That Never Goes Out' jadi salah satu original soundtrack-nya, dan voila, gaya rambut ala Morrissey dan penggunaan pomade pun mulai bertebaran sejak itu.

Bahkan di tahun 2012, saya pernah datang ke salah satu barber shop di kota Bandung dan menyaksikan sendiri bagaimana remaja berusia belasan tahun yang mengucapkan, "A, hayang potong Morrissey, A" (mas, pengen potong rambut ala Morrissey, mas) kepada barbernya.

Baca Juga: Jangan Ngasal, Ini 8 Tips Aman Bawa Barang Bawaan Pake Motor

Sementara itu, Johnny Marr baru-baru ini juga mengakui untuk kemungkinannya bergambung kembali bareng Modest Mouse, dengan dirinya yang mengungkapkan masanya bersama band asal Portland itu adalah masa terbaik dalam hidupnya.

Johnny Marr emang sempet jadi personel "nggak tetap" dari Modest Mouse pada 2006 hingga 2008, Marr juga ikut andil dalam album 'We Were Dead Before the Ship Even Sank' yang dirilis pada 2007.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest