Follow Us

Review Album: Lucy Dacus Sempurnakan Kenangan Masa Lalu via 'Home Video'

Mohammad Farras Fauzi - Kamis, 24 Juni 2021 | 12:00
Lucy Dacus - Home Video
Ebru Yildiz / Matador Records

Lucy Dacus - Home Video

HAI-ONLINE.COM - Nostalgia terhadap kenangan masa lalu dapat mengundang berbagai macam rasa yang hadir di badan dan pikiran kita. Kebahagiaan dan kepedihan atas semua yang dijalani di masa lalu dapat diterjemahkan menjadi berbagai macam bentuk ekspresi.

Lucy Dacus, adalah seorang penyanyi solo dan penulis lagu yang membiasakan diri untuk meluapkan seluruh energi dan perasaan dalam proses berkaryanya. Hal itu tergambar dalam debut albumnya 'No Burden' (2015) dan album keduanya 'Historian' yang rilis pada 2019 lalu.

Kini Lucy Dacus kembali berhasil meleburkan semua kenangan masa lalunya di kampung halamannya di Richmond, Virginia, dengan deskripsi yang sempurna melalui album ketiganya, 'Home Video' yang bakal hadir besok (25/06) via Matador Records.

Baca Juga: Titik Balik Anna of The North di Single 'Here's To Another' Menuju Album Ketiga

Sebagai pribadi yang belum pernah menjekakkan kaki di tanah Virginia sekalipun, saya bisa merasakan lembabnya angin laut di musim gugur Richmond ketika mendengarkan album ini.

Dibuka lewat single utama 'Hot and Heavy', Lucy Dacus langsung mengajak kita untuk mengimajinasikan adegan film romantic comedy yang penuh kebahagiaan dan rintangan dalam satu rangkaian.

Di nomor kedua 'Christine', Lucy Dacus memainkan kesedihan mendalam yang membuat suasana album ini menjadi intim. Siapapun yang ingin tenggelam dalam kesusahan dan memilih untuk tidak keluar dari situasi sulit sangat cocok untuk mendengarkan track berulang kali.

Track demi track di album ini, Lucy Dacus telah menjahit seluruh ekspresinya lewat penataan susunan lagu yang membuat pendengar menjadi ingin duduk tegak dari sandaran kursi.

Pendengar dibuat naik turun dengan alur dan tempo yang nyaman lewat susunan lagu di album 'Home Video'. Terkadang mengagetkan, seperti track 'VBS' - yang terkesan tipis dan sederhana, namun dengan cerdas, Lucy Dacus memberikan aksen fuzz tebal di tengah menuju akhir lagu.

Hal yang kontras mulai terjadi pada track-track seperti 'Cartwheel', 'Thumbs', dan 'Going Going Gone'; Lucy Dacus seakan mengajak para pendengar untuk mulai berkontemplasi dan merenungkan kesalahannya di masa lalu.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest