HAI-Online.com- Vaksin bukanlah suatu obat untuk menyembuhkan covid-19 melainkan sebagai langkah proteksi diri dari dalam.
Menurut vaksinolog dan dokter spesial penyakit dalam,dr. Dirga Sakti Rambe M,sc, Sp,PD, mereka yang sudah divaksin pun tidak 100 persen bebas dari ancaman terjangkit corona, karena vaksinasi itu sebenarnya merupakan salah satu langkah pencegahan imun tubuh kita melawan virus corona dan serta turunan/mutasinya.
"Tidak ada langkah pencegahan yang 100 persen efektif. Yang sudah divaksin pun bisa kena covid-19. Kita harus memadukan perlindungan dari dalam dan luar juga untuk bisa melawan dan mengurangi risiko terpapar atau tertular virus corona," jelasnya dalam acara virtual peluncuran produk SOS Personal Hygiene, Kamis (17/6/2021).
Baca Juga: Sampo Bayi dan Obat Kumur Diklaim Ampuh Non-aktifkan Virus Corona Sampai Hampir Sempurna
Dijelaskan dr. Dirga, saat ini, persentase penduduk Indonesia yang telah disuntik vaksin 1 kali sebesar 11% dan vaksinasi lengkap sebesar 6,3%.
"Angka tersebut masih terbilang kecil dari total populasi Indonesia saat ini.Apalagi, saat ini kita dihadapkan juga pada ancaman berupa mutasi virus baru yang mulai ditemukan di tanah air.
Kewaspadaan tentu perlu semakin ditingkatkan. Karena itu perlu untuk dipahami, kehadiran vaksin memang menjadi langkah pencegahan yang penting diambil untuk membentukHerd Immunity,"jelasnya lagi.
Namun bagi yang belum atau pun yang sudah menerima vaksin, sebaiknya mereka tidak lantas meninggalkan perlindungan atau pencegahan corona dari luar.
Baca Juga: Lanjutkan Suntik AstraZeneca, Vaksin Ini Terbukti Efektif untuk Covid-19 dan Dua Varian Barunya
Nah, karena belum ada obatnya, tentu kepaswadaan dan perlindungan masyarakat harus datang dari dua arah, di dalam dengan ikut program vaksinasi dan dari luar dengan jalani protokol kesehatan dan meneruskan membawa produk personal hygiene.
“Protokol kesehatan5M menjadiproteksi majemuk yang wajibuntuk kita terapkan bersamayaitu mulai dari Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Mengurangi Mobilitas," bebernya lagi.
Penggunaan maskerterbuktisangat efektif dalam mencegah penularan. Namun, hal tersebut bergantung pada jenis dan cara penggunaan masker. Dijelaskan dr. Dirga, saat ini penggunaan masker kain tidak direkomendasikan lagi, mengingat rendahnya keefektifan filtrasi udara pada bahan kain.