HAI-Online.com- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek), Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka tetap bakal digelar pada Juli 2021.
Menurutnya, dengan kebijakan prioritas vaksin untuk para guru, sudah waktunya pembelajaran kembali dilakukan di sekolah.
Namun, Nadiem menekankan bahwa orang tua punya hak mutlak menentukan apakah anaknya sudah boleh ikut sekolah tatap muka atau belum.
Baca Juga: Biar Nggak Salah Komen dan Dianggap Ofensif, Remaja Perlu Tahu Dasar Konflik Israel-Palestina
“Itu hak prerogatif orangtua untuk memilih anaknya mau belajar tatap muka atau belajar jarak jauh,” tegas Nadiem dari laman Kemendikbud-Ristek.
Lalu,seberapa besar sih anak atau remaja berisiko terinfeksi Covid-19?
Menurut dr. Tuty Mariana, SpA, Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Timur, hingga saat ini, belum diketahui pasti risiko infeksi Covid-19 pada anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dari jumlah total penderita Covid-19 di seluruh dunia, sebanyak 8,5 persen merupakan anak-anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun.
Angka kematiannya pun lebih sedikit dan biasanya gejalanya lebih ringan.
Kendati demikian, tetap ada laporan pasien anak-anak yang kritis melawan Covid-19.
Sejumlah penelitian terbatas yang dilakukan oleh sejumlah negara mendapati risiko anak tertular Covid-19 lebih kecil ketimbang orang dewasa.