HAI-ONLINE.COM - Pernah mengenal istilah krautrock? kalo udah pernah nemu istilah ini sebelumnya pasti pikiran kita nggak bisa melewatkan satu nama negara yaitu Jerman.
Krautrock sendiri adalah arus musik yang berkembang pesat di Jerman Barat pada era 1960 hingga 1970-an dan memiliki peran penting dalam perkembangan dan evolusi musik rock hingga kini.
Para musisi di era ini sangat mengedepankan elemen-elemen suara yang dapat dihasilkan melalui benda apapun, terutama alat musik elektronik.
Pelabelan kosmische musik ataupun musik kosmik juga disematkan pada band yang muncul di era ini karena unsur eksperimental dan susunan musik yang sangat tidak umum kerap dijumpai dalam karya yang dihasilkan.
Kini, Jerman pun industri musik di sana tentu banyak mengalami perubahan dan peleburan dengan kondisi saat ini.
Meski begitu, identitas musik krautrock yang kaya dengan sajian elektronika tetap sukar untuk ditinggalkan meski sudah bercampur aduk dengan berbagai macam elemen di dalamnya.
Baca Juga: Corey Taylor: Rock & Roll Hall Of Fame Cuma Tumpukan Sampah
Lea Porcelain, adalah duo pecinta elektronik berbasis di Berlin yang masih memiliki identitas tersebut.
Namun tak bisa dipungkiri, tatanan suara yang mereka hasilkan sangatlah ramah di telinga dan tak lagi "susah" untuk dicerna layaknya beberapa pendahulu mereka puluhan tahun lalu.
Saya selaku perwakilan dari HAI berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan Markus Nikolaus dan Julien Braucht untuk membahas lebih lanjut tentang keseharian dan proses mereka berkarya, termasuk persiapan rilisnya album terbaru mereka 'CHOIRS TO HEAVEN' yang segera hadir.
Lea Porcelain terbentuk secara organik ketika mereka bertemu di suatu klub bernama Robert Johnson di ibu kota techno dunia, Berlin.
Butuh beberapa waktu sebelum mereka akhirnya membentuk grup musik bersama atas ketertarikan musik yang seragam.