Meski Bumi berputar lebih cepat, sebenarnya fenomena ini nggak akan berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari.
Dikatakan ahli, dampaknya mungkin lebih dirasakan dari sisi teknologi seperti satelit GPS, smartphone, komputer, dan jaringan komunikasi yang bergantung pada sistem waktu yang akurat untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) yang digunakan semua orang untuk mengatur jam.
Melansir Live Science, Kamis (7/1/2021), ketika waktu astronomi, yang ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan Bumi untuk melakukan satu putaran penuh, menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik, UTC akan menyesuaikan.
Biasanya, masalah ini dapat diatasi dengan penambahan satu detik kabisat pada akhir Juni atau Desember, sehingga waktu astronomi dan waktu atom kembali sejajar.
Detik kabisat digunakan karena tren keseluruhan rotasi Bumi telah melambat sejak pengukuran satelit yang akurat pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Menurut National Institute of Standards and Technology (NIST), sejak 1972 para ilmuwan telah menambahkan detik kabisat rata-rata setiap setengah tahun.
Penambahan terakhir terjadi pada tahun 2016, ketika pada Malam Tahun Baru pada 23 jam, 59 menit dan 59 detik.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Rahasia Umur Panjang Suku Pedalaman Bolivia
Saat inilah tambahan "detik kabisat" ditambahkan. Nah, karena Bumi mengalami percepatan putaran, para ahli untuk pertama kalinya menyarankan tentang detik kabisat negatif.
Alih-alih menambahkan satu detik, mereka menyarankan untuk mengurangi satu detik untuk menyamakan waktu.
Ini karena rata-rata panjang hari adalah 86.400 detik, tetapi hari astronomi di tahun 2021 akan lebih pendek 0,05 milidetik.
Sepanjang tahun, itu akan menambah jeda waktu atom hingga 19 milidetik.