Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Penelitian Ungkap Rahasia Umur Panjang Suku Pedalaman Bolivia

Hanif Pandu Setiawan - Senin, 31 Mei 2021 | 20:31
Menurut penelitian, masyarakat Tsimane cenderung memiliki usia harapan hidup yang panjang.
tsimane.org

Menurut penelitian, masyarakat Tsimane cenderung memiliki usia harapan hidup yang panjang.

HAI-Online.com – Punya umur panjang merupakan impian sebagian besar manusia. Berbagai penelitian pun terus dikembangkan melalui berbagai cara demi menambah angka usia harapan hidup manusia.

Berdasarkan laporan WHO, angka usia harapan hidup manusia sendiri adalah 72,56 tahun. Angka ini relatif lebih naik daripada tahun-tahun sebelumnya.

Dalam upayanya memperpanjang angka harapan hidup, para ilmuwan pun harus memahami bahwa di beberapa masyarakat ada yang lebih panjang daripada rata-rata internasional.

Baca Juga: Nggak Ada yang Abadi di Bumi, Tapi 5 Tips Ini Setidaknya Bikin Awet Rasa Bahagia

Di Jepang, angka harapan hidup bahkan menyentuh 83 tahun karena gaya hidup sehat sejak kecil—mulai dari jalan kaki dan mengendarai sepeda untuk pergi sekolah, hingga pola diet yang sehat dan seimbang.

Sedangkan berdasarkan temuan terbaru di ‘The Journals of Gerontology: Series A’, para peneliti menemukan bahwa penduduk asli Tsimane di Amazon Bolivia juga mempunyai umur yang lebih panjang.

Menurut studi yang dipublikasilkan Rabu (26/05/2021), penduduk asli Tsimane juga mengalami atrofi otak yang lebih sedikit daripada penduduk Bolivia yang keturunan Eropa dan Amerika lainnya.

Baca Juga: Seperti Manusia, Ternyata Pegunungan Himalaya pun Bisa ‘Bernapas’

Seiring usia mereka yang menua, penurunan volume otaknya 70% lebih lambat, sehingga sedikit pula terserang demensia.Mereka juga cenderung menghindari makanan yang lemak jenuhnya tinggi dan berserat.

Yang menarik, mereka bahkan hampir nggak memiliki akses mendapatkan perawatan medis modern layaknya masyarakat pada umumnya.

"Tsimane telah memberi kita eksperimen alam yang menakjubkan tentang efek yang berpotensi merusak gaya hidup modern pada kesehatan kita," kata penulis studi, Andrei Irimia dari USC Leonard Davis School of Gerontology.

"Temuan ini menunjukkan bahwa atrofi otak dapat diperlambat secara substansial oleh faktor gaya hidup yang sama yang terkait dengan risiko penyakit jantung yang sangat rendah," katanya dalam Eurekalert.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x