Awal karier Bernadus
Bernardus menuturkan dia mengawali karier sebagai pelukis profesional sejak menjalani kuliah di Institut Teknologi Bandung, Yang penting dari pekerjaan-pekerjaan semacam itu, bisa punya rumah, bisa punya mobil," kata dia.
Dia tinggal di kos di Jalan Lengkong Kecil Bandung bersebelahan dengan kantor redaksi Aktuil, sebuah majalah musik terkenal saat itu, "Kami suka main ke situ, bantu-bantu buat ilustrasi. Keterusan. Lama-lama kuliahnya ketinggalan," ungkap Bernadus.
Di sana dia mulai mendapat pesanan komik, yang lama-lama semakin banyak. Mulai dari komik, dia mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka, "Dulu, saya ke supermarket, itu bangga sekali. Hampir semua etiket-etiket yang laku itu, saya yang bikin. Tetapi, makin ke sini, makin sedikit," tutur Bernardus.
Sejarah Khong Guan Biskuit Khong Guan termasuk produk terkenal di Indonesia, jangkauannya hingga ke desa-desa seperti saat Lebaran. Walaupun terkenal di Indonesia, ternyata sebenarnya Khong Guan berasal dari Singapura.
Dikutip dari laman resmi Khong Guan, Khong Guan didirikan oleh imigran asal Fujian, China yakni kakak-beradik Chew Choo Keng dan Chew Choo Han. Mereka datang ke Singapura untuk mencari nafkah agar bisa menghidupi keluarga mereka di China dan menemukan pekerjaan di pabrik biskuit lokal.
Baca Juga: Ini Nih Sejarah Terbentuknya Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day
Namun, ketika Jepang menginvasi Singapura memaksa kedua bersaudara itu untuk berlindung di Perak, Malaysia. Di sana keduanya membuat biskuit dengan tangan untuk dijual. Namun, keduanya sempat mengalami kendala dalam membuat biskuit lantaran kesulitan mendapatkan pasokan tepung dan gula.
Akhirnya, mereka beralih menjual garam dan sabun. Semua dilakukan dalam upaya untuk melanjutkan mata pencaharian mereka di masa perang. Setelah Jepang angkat kaki dari Singapura, mereka pun kembali ke negara itu dan memulai usaha biskuit lagi.
Awal kesuksesan Khong Guan Awal dari kesuksesan biskuit Khong Guan yakni ketika Chew Choo Han secara kebetulan menemukan beberapa mesin pembuat biskuit yang sudah tua dan rusak akibat perang yang dijual sebagai sisa dari pabrik tua tempat mereka dulu bekerja.
Dia segera membelinya dan membuat mekanisme produksi biskuit secara semi-otomatis menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit pada sistem konveyor. Hal ini membuat kapasitas produksi dan penjualan biskuit meningkat pesat.