Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ramai Babi Ngepet di Depok, Ini Asal Mula Mitos Pesugihan dari Ahli Budaya dan Antropolog AS

Al Sobry - Kamis, 29 April 2021 | 10:00
Babi Ngepet di Depok mengecil bagaimana para ilmiah dan budaya mengomentarinya

Babi Ngepet di Depok mengecil bagaimana para ilmiah dan budaya mengomentarinya

Geertz tinggal di sebuah desa di Kediri, Jawa Timur pada 1952. Lalu, ia meneliti masyarakat Bali pada 1957 hingga 1958.

Hasil penelitian itu dituliskan dalam bukuHistory of Java atau Abangan, Santri, dan Priyayi.

Geertz mencatat, pesugihan babi hutan itu terkenal sebagai babi ngepet, ama menthek, dan kebleg.

Budaya Jawa dan Nusantara sendiri mengenal babi sebagai sumber protein hewani.

Melansir Historia, masyarakat Jawa di zaman Majapahit, orang Dayak Ngaju, hingga orang Makassar abad ke-16 biasa makan babi.

Celeng dan celengan

Suku Jawa sendiri mengenal istilah celengan yang terkait dengan babi hutan atau celeng dalam bahasa Jawa.

“Kita masih belum tahu apakah kata-kata tersebut (celengan, red) ada hubungan dengan kata celeng yang berarti babi hutan,” tulis arkeolog Supratikno Rahardjo dalam "Monumen: Karya Persembahan untuk Prof. Dr. R. Soekmono".

Supratikno menyebut tak menutup kemungkinan ada hubungan antara celengan dengan mitos babi ngepetatau celeng daden (babi jadi-jadian).

Sebab keyakinan yang ada selama ini bahwa babi ngepet dapat mencuri uang warga dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di sekitar rumah korban.

Ritual babi ngepet ini melibatkan dua orang. Satu orang dapat menjelma menjadi babi dengan mengenakan jubah hitam.

Sementara, satu orang lain berperan menjaga lilin. Tugas penjaga adalah mematikan lilin, bila si babi jadi-jadian berada dalam bahaya. Hal itu agar babi itu dapat kembali menjadi manusia.

Baca Juga: Viral Indomie Rasa Saksang Babi, Ternyata Cuma Editan alias Hoaks

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x