Sudah terlalu lama saya tidak lagi merasakan kesenangan dalam mendengarkan dan juga menciptakan lagu, sama halnya seperti ketika saya membaca dan menulis.
Tak bisa dilukiskan lagi betapa merasa bersalahnya saya atas hal-hal tersebut.
Contohnya, sewaktu kita bersiap berada di belakang panggung dan lampu-lampu mulai dipadamkan dan penonton mulai berteriak histeris, hal itu tidak mempengaruhiku, layaknya Freddie Mercury, yang tampaknya menyukai, menikmati cinta dan pemujaan para penonton.
Sesuatu yang bikin saya benar-benar kagum dan iri. Masalahnya, saya nggak bisa membohongi kalian. Semuanya saja. Itu tidak adil bagi saya ataupun kalian.
Kejahatan terbesar yang pernah saya lakukan adalah menipu kalian dengan memalsukan kenyataan dan berpura-pura bahwa saya 100 persen menikmati saat-saat di atas panggung. Kadang saya merasa bahwa saya juga harus dipaksa untuk naik ke panggung.
Dan saya sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargai paksaan itu, sungguh, Tuhan percayalah kalau saya sungguh-sungguh melakukan itu, tetapi ternyata itu nggak cukup.
Saya menerima kenyataan bahwa saya dan kami telah mempengaruhi dan menghibur banyak orang.
Tapi, saya hanya seorang narsis yang cuma menghargai sesuatu jika sesuatu itu sudah nggak ada lagi. Saya terlalu peka. Saya butuh sedikit rasa untuk bisa merasakan kembali kesenangan yang saya punya ketika kecil.
Dalam tiga tur terakhir kami, saya mempunyai penghargaan yang lebih baik terhadap orang-orang.
Saking cintanya itu bikin saya merasa sangat sedih. Saya adalahJesus man, seorang pisces yang lemah, peka, tidak tahu terima kasih, dan sedih.
Kenapa kamu nggak menikmatinya saja? Nggak tahu. Saya punya istri yang bagaikan dewi yang punya ambisi dan empati dan seorang putri yang mengingatkan saya akan diri saya sendiri di masa lalu.
Penuh cinta dan selalu gembira, mencium siapa saja yang dia ditemui karena menurutnya semua orang baik dan tidak akan menyakitinya.