HAI-ONLINE.COM - Perona merupakan sebuah grup musik yang terlahir dari luapan para personelnya akibat aktivitas bermusik yang serba terbatas di kala pandemi.
Terdengar klise memang, namun tiga personel utama dari Perona sudah nggak asing lagi satu sama lain, mereka adalah personel aktif dari Payung Teduh yang lama nggak berjumpa karena padamnya aktivitas bermusik mereka.
Tentu kreatifitas dan hasrat berkarya mereka nggak dapat terbendung lagi ketika mereka memutuskan untuk bereuni, meski awalnya nggak ada arah untuk menggubah aransemen lagu ataupun membentuk sebuah grup musik.
Tapi pertemuan Alejandro Saksakame (Drum), Ryan Ramone (Bass), Pandji Putranda (Keyboard), dan tentu saja Marsya Ditia; menasbihkan awal karir mereka menggunakan moniker Perona dan mulai mengadakan jamming session atas dasar luapan karya mereka yang nggak terimplementasikan.
Berdasarkan rilis pers resmi yang diterima, proses kreatif yang dilalui Perona terbilang sederhana. Mereka dengan tegas mengatakan," Alih-alih disebut sebagai proses kreatif, pikiran kami lebih tertuju pada hal-hal yang menyenangkan, yaitu dengan menciptakan lagu yang memang ingin kami dengar."
"Dan karena kami senang mendengarkan lagu dari bermacam varian, lagu-lagu Perona pun bisa dipastikan akan sangat beragam. Genre bukan patokan kami selama kami senang memainkan dan mendengarkannya. Semoga karya kami dapat juga dinikmati oleh para pendengar."
Mulai fokus untuk meramu musik mereka di tengah pandemi yang muram dan usang, Perona tetap optimis dan konsisten untuk meleburkan isi kepala dari masing-masing personel melalui pertemuan mereka.
Single "Warna" adalah buah karya yang menjadi anak pertama bagi Perona, debut mereka ditasbihkan melalui sebuah single yang masih rekat kaitannya dengan tembang pop yang easy listening dan catchy.
Melengkapi pesan utama pada lagu ini, Perona juga turut mendeskripsikan single debut mereka, "Warna adalah serenade untuk mengenang kembali rutinitas kami di tahun-tahun silam. Ketika hingar bingar panggung tidak pernah absen mengisi kekosongan tiap akhir pekan. Ketika kami masih mudah meluangkan waktu untuk sekadar latihan bersama hampir setiap malam. Dan ketika hari-hari belum terasa hitam putih, seperti sekarang."
Dengarkan "Warna" di bawah: