Follow Us

HAI Demos: Fleuro Gambarkan Dinginnya Kesedihan dari Panas Surabaya

Mohammad Farras Fauzi - Rabu, 17 Maret 2021 | 20:00
Fleuro
Dok. Fleuro

Fleuro

HAI-ONLINE - Kota Surabaya terkenal memiliki iklim panas menyengat dan terkenal dengan musik kerasnya.

Namun amarah khas kota pelabuhan ini dipendam dalam-dalam oleh salah satu band belia yang menambah variasi warna pada ekosistem musik independen di Surabaya.

Dibentuk pada tahun 2019, Fleuro muncul dari Surabaya dengan mengusung karya yang kental dengan raungan pedal fuzz dan gaya vokal mengawang. Terdiri dari 5 anggota, Jonathan (Lead Guitar), Gemilang (Guitar), Ashor (Bass), Zikri (Drums), dan Amoretta (Vocal).

Baca Juga: Lacuna Coil Luncurkan Board Game Serupa Konser Live, Gimana Mainnya?

Dalam rilis pers resmi yang diterima, band ini dimulai saat Jonathan awalnya mengundang Ashor dari Radlads untuk bergabung dalam bass. Kemudian mengajak Gemilang dan Zikri dari Seven to Sky untuk ikut bermain gitar dan drum. Lalu terakhir mengundang Amoretta yang mengambil alih vokal.

Setelah berlatih, mengerjakan, dan menciptakan konsep dalam jangka waktu yang lama, Fleuro akhirnya merilis single baru pertamanya, “Dead End”, pada 4 November 2020.

Simak video musik "Dead End" di bawah:

Terhitung sangat belia, single "Dead End" yang menjadi anak pertama dari Fleuro masih membicarakan seputar kisah kasih melankolis ala anak muda yang dipendam oleh egoisme selangit.

Sangat mencerminkan band-band ala Whirr, Nothing, dan juga sang dedengkot shoegaze My Bloody Valentine yang tentu saja menjadi inspirasi terbesar para pengagung kesedihan untuk menjadi bahan bakar dari karya-karya mereka.

Fleuro bukanlah sesuatu yang sangat baru bagi kota Surabaya, mengingat sudah tersedia band-band terdahulu yang membawakan musik sejenis, dan tentu saja sudah jauh lebih matang secara materi.

Namun single "Dead End" tentu nggak akan menjadi karya terakhir dari band muda ini, patut dinanti bagaimana Fleuro dengan segala perangkat skeptisisme yang maksimum masih membuka banyak ruang dan celah pada sisi musikalitas mereka.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest