Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cerita Ninja Terakhir Jepang Soal Cara Berlatih, Mulai dari Menatap Lilin sampai Memanjat Dinding

Hanif Pandu Setiawan - Senin, 22 Februari 2021 | 17:00
Junichi Kawakami, salah satu ninja terakhir di Jepang.
YouTube

Junichi Kawakami, salah satu ninja terakhir di Jepang.

“Sudah nggak ada lagi ninja.”

Tapi Kawakami telah memutuskan untuk membiarkan seni itu mati bersamanya. Sebab ninja dinilai ‘nggak sesuai dengan zaman modern’.

“Kami nggak dapat mencoba membunuh atau meracun. Bahkan jika kami mengikuti cara membuat racun, kami nggak bisa mencobanya,” jelasnya.

Baca Juga: Ngeri! Nggak Tersentuh Sebelumnya, Kasus Covid-19 Muncul di Benua Antartika

Ninja, ronin, samurai dan prajurit Jepang lainnya

Dahulu kala, Jepang terkenal akan samurai dan ninjanya. Selain itu, kita juga mengenal istilah ronin. Sebenarnya apa sih perbedaan dari istilah-istilah yang kerap kita jumpai tersebut? Simak nih sob, penjelasan lengkapnya.

1. Samurai

Muncul pada milenium pertama, samurai adalah prajurit aristokrat. Sebagai pemilik tanah dan pemimpin masyarakat, samurai paling rendahan sekalipun lebih kaya dan dihormati dibandingkan masyarakat Jepang pada umumnya.

Samurai memulai kariernya sebagai pemanah berkuda dan perlahan memelajari seni menggunakan pedang. Tangan kanan mereka biasanya nggak terlalu dilindungi karena digunakan untuk menarik anak panah.

Seiring dengan berjalannya waktu, baju zirah mereka menjadi lebih kaku dan simetris. Mereka lebih banyak bertempur dalam jarak dekat dengan memakai pedang yang dibuat dengan sangat seksama.

Para samurai bertempur dengan menggunakan berbagai macam senjata termasuk tombak dan alat pemukul.

Meski demikian, senjata mereka yang paling ikonik adalah pedang katana yang panjang dan pedang wakizashi yang pendek. Keduanya terkenal memiliki ketajaman yang luar biasa.

Source : intisari

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x