Cerita Dave Grohl Muda yang Pernah Mabok Jamur saat Perayaan Natal

HAI-ONLINE.COM - Dalam rangka mencapai kemeriahan dan semarak pesta, Dave Grohl dari Foo Fighters mengungkapkan tradisi Natal keluarga serta satu pesta musim dingin yang sangat berkesan sekaligus tidak berjalan sesuai rencana…

Dilansir dari Kerrang pada wawancara Foo Fighters bersama Zane Lowe di Apple Music 1, vokalis mereka menjelaskan bahwa ibunya memiliki tradisi mengadakan pesta Natal sejak dia berusia 13 atau 14 tahun.

Baca Juga: Dave Grohl Ungkap Foo Fighters Bisa Aja 'Berubah Jadi Death Metal'

Sebagai seorang anak muda yang mulai menjadi punk dan bergaul dengan orang-orang yang berpikiran sama, dia memutuskan untuk membuat pesta Natal lebih menarik dengan… jamur ajaib.

“Gue dibesarkan di sebuah rumah yang sangat kecil, dan setiap malam Natal orang-orang tahu untuk datang ke rumah kecil Grohl,” kenang Dave.

“Kami semua hanya akan duduk dan mendengarkan musik dan minuman dan hal-hal seperti itu. Saat gue berumur 14 atau 15 tahun, masa di mana gue bergabung dengan band punk rock dan teman-teman punk rock gue akan datang pada pesta tersebut. Kemudian teman-teman guru ibu gue juga datang dan kemudian saudara perempuan gue… I mean, kami tinggal di lingkungan kecil dan semua orang yang datang pasti akan saling kenal

“Pada satu waktu… OMG, nggak seharusnya gue menceritakan kisah ini,” pungkasnya. “Waktu itu, saat gue di usia 15an, satu kawan tongkrongan memberi jamur pada saat perayaan natal keluarga, yang nggak pernah gue coba sebelumnya. Jadi gue berpikir, “Kayanya para begundal ini seharusnya ga gue ajak ke pesta ini deh, bayangin aja di saat bersamaan tamu yang hadir adalah guru di sekolah tempat gue bersekolah, yang keluarga gue kenal baik dan kenal sejak lama“

Namun demikian, Dave memutuskan, “Nyobain dikit sebelum pesta mulai nggak ada salahnya juga sih”, ujarnya

"Gue udah gila," candanya. “Sampai pada akhirnya, salah satu guru dari sekolah menarikku ke kamar mandi dan berkata, 'Apakah kamu menggunakan kokain?' Gue langsung mengelak, “Tidak, tidak!”

“Jadi setelah semua orang pergi, gue begadang dan mencoba mempelajari lagu Zeppelin, Bron-Y-Aur, dan lagu-lagu bertema akustik lain sampai jam enam pagi esok harinya. Sampai saat ini pun gue nggak pernah menemukan jawaban atas situasi pada saat itu. Gue pikir gue udah ngerti sekarang, tetapi gue nggak akan pernah benar-benar memahaminya… ”

Simak wawancara lengkapnya di bawah ini:

Penulis: Mohammad Farras Fauzi