Padahal sebagai manusia, merasa tidak nyaman, sakit, gagal, lemah adalah hal yang wajar. "Perlu diingat, kita tidak bisa selalu bahagia dan selalu nyaman dalam hidup," ujar psikolog yang akrab disapa Ega saat dihubungi Kompas.com.
Ditambahkan olehnya, mengakui diri sedang lemah, terpuruk, tidak senang, sakit, gagal, kadang malah justru diperlukan.
Namun bukan berarti harus terus terjebak dalam perasaan negatif. Perlu juga untuk mengakui kekuatan di dalam diri untuk mengatasinya.
"Cari tahu apa yang bisa dilakukan untuk membuat diri merasa lebih baik. Ini step yang penting juga," kata Ega.
Cobalah untuk memvalidasi dan ajak diri melakukan suatu aksi sehingga kenyamanan diri bisa dirasakan kembali.
Dengan begitu, toxic positivity bisa dihindari sekaligus bangkit dari keterpurukan. (*)