Sampel paling awal dari kesenian warna ikat ini ditemukan di Peru. Meski begitu, kurator Museum Tekstil Universitas George Washington, Lee Talbot tetap menyebut seni ini muncul dengan sendirinya di berbagai belahan dunia, nggak diketahui siapa yang pertama kali mencetuskannya.
Hanya saja, keberadaannya semakin menyebar luas seiring perdagangan internasional yang dilakukan oleh negara-negara dunia di waktu yang lalu.Proses pembuatan motif tie dye
Proses pembuatan motif tie dye sesungguhnya relatif mudah. Kita hanya perlu memuntir kain hingga menyusut dan membentuk bulatan.
Setelah itu memberikannya batasan, baik menggunakan karet atau benang, untuk memisahkan bagian-bagian yang ingin diwarnai.
Harapannya, agar warna yang diberikan di bagian tertentu nggak merembes ke bagian yang lainnya.
Kalo udah, maka kita harus mendiamkan kain dengan warna yang masih basah itu hingga mengering.
Sehingga ketika dibuka, motif ikat yang dibuat sebelumnya dapat terlihat. Sebenarnya teknik pewarnaan kain yang satu ini sudah ada sejak lama, dan sempat hits di waktu-waktu sebelumnya.
Misalnya dengan dibuat di selembar kaos polos dan dijadikan baju santai. Ada juga yang dibuat untuk membuat jaket, hoodie, jumper, dan sebagainya.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mengenal Tie-Dye, Simbol Perlawanan Masyarakat Amerika Tahun 1960-an"