Follow Us

Album Debut Waiting Room Dirilis Ulang, Yuk Ketahui Sejarah Band Ska Fenomenal yang Digawangi Eka 'The Brandals' dan Buluks 'Superglad' Ini!

Alvin Bahar - Jumat, 25 September 2020 | 12:12
Waiting Room
Dok. Waiting Room

Waiting Room

HAI-ONLINE.COM - Akhir 90an lalu, musik ska sempat tren banget di kalangan remaja tanah air. Salah satu band lokal andalan dari scene ini adalah Waiting Room, yang diisi oleh personel yang di kemudian hari membentuk The Brandals hingga Superglad.Kabar baiknya buat kita yang nggak ngalamin era tersebut, Waiting Room akan merilis ulang album debut mereka tanggal 25 September.Album yang pertama kali dilepas pertengahan tahun 1997 di-repackage dalam format kaset dan CD oleh label indie Sabda Nada Records. Selain format fisiknya, album tersebut berikut diskografi penuh Waiting Room akan tersedia di berbagai layanan music streaming oleh Aquarius Musikindo (AQM).Untuk detailnya, album debut Waiting Room akan dirilis dalam format kaset dan digital pada tanggal 25 September 2020 dan untuk pertama kalinya dirilis dalam format CD di awal bulan Oktober 2020. Sedangkan katalog penuh kedua album lainnya akan tersedia di berbagai layanan music streaming online di akhir tahun ini.

Baca Juga: 7 Lagu Anime 90-an Paling Memorable, Milennials Dijamin Masih Pada Hafal

Sejarah Waiting RoomWaiting Room menjadi salah satu band pionir yang memulai gerakan band independen di pertengahan 90an bersama nama legendaris lain seperti PAS, Pure Saturday, Pestol Aer, Puppen, Cherry Bombshell, Burger Kill, Koil dan lainnya. Deretan nama tersebut aktif menjelajah panggung underground dan pensi sepanjang dekade 90an mulai dari Poster Café Jkt, GOR Saparua Bandung dan lainnya. Seperti yang kita tahu, genre musik ska pun meledak di industri musik nusantara di akhir dekade 90 dibawakan oleh band lain seperti Tipe-X, Jun Fan Gung Foo, Purpose, Gallery, dll.FYI nih, album debut Waiting Room bisa dikatakan salah satu karya fenomenal pada era ledakan pertama gelombang band independen di pertengahan dekade 90an.

Diproduksi secara mandiri -baik biaya maupun teknis- oleh para personelnya, album debut ini mendokumentasikan fase perjalanan karier Waiting Room di saat membawakan genre ska, hardcore dan punk.

Band yang terbentuk di tahun 1994 ini pada awalnya menawarkan konsep cover tribute Fugazi (grup post hardcore asal Washington DC, Waiting Room sendiri adalah judul lagu Fugazi, RED), lalu pada perkembangannya, bermutasi menjadi band ska dengan mengambil pengaruh dari The Mighty Mighty Bosstones, Operation Ivy, Murphy’s Law, Madness dan The Specials. Nggak puas hanya membawakan lagu cover, Waiting Room pun menulis materi lagu sendiri yang berhasil direkam dalam debut albumnya.Direkam di CMC studio di Jl.Dr. Saharjo Jakarta Selatan oleh personel yang saat itu beranggotakan Eka Annash (vocal, kini di The Brandals), Lukman Laksmana (vocal, kini di Superglad), Irfanno Muhammad (gitar), Ivan ‘Ibob’ Riayatsyah (bass), Albert Kurniawan (gitar) dan Chandra ‘Ican’ Krisna (drum). Proses rekaman dilakukan selama kurun waktu sekitar 6 bulan dari pertengahan 1996 hingga awal 1997 secara analaog menggunakan pita reel 3,5 inchi. Dengan segala keterbatasan dan tanpa bantuan produser, album ini merupakan pengalaman rekaman profesional pertama untuk semua personil yang masih junior dan amatir. Di tengah proses rekaman, gitaris Albert harus meninggalkan band untuk studi ke Amerika dan digantikan oleh Juan Rosyid.Album debut ini akhirnya dilepas pertengahan 1997 dalam format kaset dan menjadikan Waiting Room sebagai band ska lokal pertama yang resmi merilis album.

Desain album adalah hasil karya dari seniman Motulz, termasuk membuat ilustrasi kartun ikonik Buaya yang menjadi cover sampul album (sehingga disebut album ‘Buayaska’ oleh penggemar, walaupun secara resmi hanya bertitel ‘Waiting Room’), sedangkan layout desain oleh Arian 13 yang saat itu masih menjabat sebagai vokalis Puppen, band hardcore seminal asal Bandung. Atas rekomendasi teman-teman dari Puppen, album ini juga didistribusikan oleh label asal Bandung Tropic Records dan berhasil terjual sekitar 10 ribu kopi.Waiting Room sempat merilis dua album setelahnya; Propaganda di tahun 1999 dan Music 2001 bersama label Independent Records yang bereksperimen dengan funk, jazz, hip-hop dan pop sebelum akhirnya membubarkan diri di awal tahun 2003.Di akhir tahun 2013, Waiting Room sempat melakukan mini reuni dan tampil di Rolling Stone Café, kembali membawakan konsep cover tribute Fugazi. Hingga akhirnya di akhir tahun 2019 lalu, dalam rangka perilisan katalog penuh album-album di bawah naungan Aquarius Musikindo via layanan streaming membangunkan kembali aktivitas band, lalu diputuskan untuk merilis ulang album debut ‘Buayaska’ yang sempat lama hilang.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest