HAI-Online.com - Di sela pengerjaan album ketiga 'Membangun dan Menghancurkan' yang nggak rampung-rampung, .Feast justru muncul dengan rilisan alternatif, yakni sebuah mini album bertajuk 'Uang Muka' yang telah rilis pada 11 September lalu.
Terdapat 7 lagu di EP kedua milik band rock asal Jakarta tersebut. Empat di antaranya pun telah dirilis secara berkala dan bisa didengarkan sejak Juni 2019.
Dan terlepas dari produktifitas .Feast dalam merilis lagu, hal menarik dari mini album ini adalah setiap lagunya yang terdengar begitu variatif dalam hal warna musik yang diusung.
Mulai dari vibe swag ala musik hip-hop (Cicilan 12 Bulan, Belalang Sembah), alunan rock alternatif (Dapur Keluarga), hingga distorsi eksplosif ala post-hardocore dan deathcore (Komodifikasi, Kembali ke Posisi Masing-Masing) tampak dihadirkan .Feast dalam EP ini.
Selain fakta bahwa Uang Muka hanya digarap kurang dari dua bulan selama Juli hingga Agustus lalu, terdapat sejumlah fakta menarik lain dari EP ini.
1. Para personel jadi produserDalam EP 'Uang Muka', kelima personel .Feast menjadi produser dari lagu yang masing-masing mereka ciptakan, termasuk juga tema dan lirik yang hendak diangkat.
Sementara, proses kreatif para personil .Feast tersebut turut dikawal oleh produser Wisnu Ikhsantama, dan Baskara yang berperan memoles dan melengkapi melodi vokal dan lirik setiap lagu.
2. Pelarian saat mentok garap LPSecara keseluruhan, mini album Uang Muka dianggap sebagai kesuksesan bagi .Feast karena memungkinkan tiap personel untuk lebih leluasa dalam berekspresi dan berkreasi.
Selain itu, kesulitan dalam menggarap album 'Membangun dan Menghancurkan' bisa teratasi berkat ilmu yang didapat melalui penggarapan mini album Uang Muka.
3. Perwujudan Earth-08 yang serba komersialSejak album debutnya yakni Multiverses (2017), .Feast telah mengusung konsep universe atau alam yang berdiri sendiri dari segi musik, visual dan unsur-unsur lainnya.