HAI-online.com - Sebuah artikel motivasi buat lo yang sering dapet nilai jelek: Seorang cowok asal Malaysia bernama Mohammad Afiq Ismail ramai dibicarakan karena prestasinya yang membanggakan.
Cowok yang disapa Afiq ini pada tahun lalu berhasil lulus dari jurusan Akuntansi dan Keuangan, Universitas Essex, Inggris, dengan gelar First Class Honours.
First Class Honours adalah nilai tertinggi yang bisa dicapai dari gelar honours, yang setara dengan nilai A atau skor 70. Gelar ini dapat dicapai dengan kerja keras dan rasa antusias yang tinggi akan jurusan yang diambil.
Padahal, sebelumnya dia dikeluarkan dari sekolah menengah karena nilainya nggak mencukupi syarat.
Baca Juga: Viral Video Adhisty Zara Diremas Dadanya, Sampai Trending No 1 di Twitter
“Aku tak berhasil dengan baik saat ujian dan dikeluarkan dari sekolah sebelumnya, tetapi sekarang, aku menjadi yang pertama di kampungku yang pernah belajar di Inggris, dan lulus dari University of Essex dengan gelar First Class Honors untuk jurusan Akuntansi dan Keuangan," ujar Afiq dalam wawancara dengan Humans of Kuala Lumpur.
Saat dikeluarkan dari sekolahnya tersebut, sang ibu berusaha keras menyekolahkan anaknya tersebut, sampai akhirnya bisa masuk di sekolah Akuntansi.
Meski teman-temannya meremehkannya karena nilainya yang jelek, ia bersikeras nggak menyereah dan berusaha keras dalam bidang Akuntansi yang membuatnya berhasil lulus dengan nilai memuaskan.
Ia pun ditawari beasiswa untuk kuliah di Inggris. Namun, Afiq awalnya nggak mau dan memilih untuk membantu orangtuanya di rumah.
Sang ayah tak setuju dengan pilihan anaknya tersebut dan memaksanya untuk melanjutkan kuliah, sampai akhirnya Afiq diterima di Universitas Essex.
Di Inggris, Afiq bekerja sambilan sebagai "petugas kebersihan" di kampus untuk memperoleh uang tambahan.
"Hariku dimulai pukul 4 pagi. Lalu aku bersepeda ke kampus, dan mulai bekerja jam 5 pagi. Aku harus menggosok lantai, mengatur ulang kursi, membersihkan meja, dan kemudian membersihkan toilet," ujarnya.
Ia mengaku bahwa pekerjaannya ini lebih mudah daripada bekerja di kampus yang harus panas-panasan, dan melakukan pekerjaan berat. Dari pekerjaannya itu, ia memperoleh sekitar £100 per minggunya.
Dengan penghasilannya itu, ia akhirnya bisa membeli barang-barang yang selama ini ia inginkan. Ia bahkan nggak lupa menabung untuk membelikan tiket kedua orangtuanya supaya bisa datang saat wisuda. Tiket ke Inggris itu berharga sekitar Rp 34 juta.
“Ini adalah pertama kalinya mereka naik pesawat dan bepergian ke luar Malaysia, dan aku tahu itu akan sangat berarti bagi mereka untuk bisa datang di wisudaku. Aku tak akan akan berada di sini hari ini tanpa mereka,” tutupnya.