Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jangan Jenguk Pasien atau Orang Suspek Covid-19, Ini Kata Dokter Reisa Biar Nggak Tertular

Al Sobry - Rabu, 15 Juli 2020 | 11:18
Reisa Broto Asmoro
Instagram/reisabrotoasmoro

Reisa Broto Asmoro

HAI-Online.com-Sudah banyak kejadian orang menjenguk kerabat atau saudara yang terkena virus corona, alih-alih simpati pada korban pandemi, kedatangan penjenguk malah menambah jumlah pasien covid-19.

"Sebaiknya kita tidak menjenguk orang sakit atau mengunjungi orang yang rentan tertular," ujar Dr.Reisa Broto Asmoro selakuAnggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Bukan bermaksud kejam atau kurang simpati lantaran tidak menengok kerabat, saudara bahkan orangtua yang terkena corona.
Menghindari kontak dengan orang ataukelompok yang terinfeksi Covid-19 adalah juga bentuk perlawanan kita pada virus tersebut.
Dr. Reisa tak menyarankan menjenguk pasien selama masa inkubasi sekitar 14 hari, apalagi bagi orang yang rentan terkena imbas penyebarannya, seperti penjenguk anak/bayi sangat terlarang dan juga orang lanjut usia.
Meski demikian, orang muda yang dibilang kelompok kuat imunnya juga tetap harus berhati-hati bila ternyata harus menjenguk pasien covid-19.
Selain bisa berstatus OTG atau kini disebut kontak erat, penjenguk ini diharuskan untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Bukan Cuma New Normal, Pemerintah Ganti Juga Istilah ODP, PDP dan OTG pada Kasus Korona

"Banyak sekali OTG yang terkesan sehat padahal membawa virus itu. Sehingga sebaiknya tetap menjaga jarak," ucap Reisa lagi.

Saat ini banyak terdapat orang tanpa gejala (OTG) yang terkesan sehat. Padahal, di tubuh orang tersebut sebenarnya sedang membawa virus corona penyebab Covid-19.
Terlebih, jika individu sering memegang benda tetapi tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan dengan baik. Individu tersebut menjadi rentan terpapar Covid-19 meski pada akhirnya tidak merasakan gejala.
"Bayangkan jika ketika OTG berada di kerumunan atau dekat dengan kelompok rentan, penularan bisa semakin luas," kata dia.
Saran WHO
Lebih dari sekedar menjenguk, beberapa orang malah harus ikut merawatpasien suspek covid-19 di rumah karena berbagai alasan, misalpasien dengan gejala ringan (demam berlevel rendah, batuk, bersin, dan radang tenggorokan asimptomatik), serta tidak ada penyakit kronis lainnya (seperti penyakit paru, penyakit jantung, gagal ginjal, atau penyakit imun) dapat dikarantina di rumah.
ZHOU, W. & ZHONG, N dalam bukunya, The Coronavirus Prevention Handbook: 101 Science-Based Tips That Could Save Your Lifemenulis, bila kita merawat pasien covid-19 lakukan enam tahapan ini.

1. Ikut karantina di rumah 14 hari

2. Melakukan pisah alat makan

3.Tinggal di ruangan non AC dan berjendela

4. Membersihkan tiap hari: ruangan, sprei, dan pakaian

5. Sediakan hand rub dan alkohol minimum 75% untuk membersihkan benda-benda di rumah

6.Menjaga jarak fisik, minimum 2 meter.

(*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x