Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pelajar Setuju Sekolah Dibuka pada Juli 2020, Orangtua Menolak, Para Guru Tipis-tipis Mau Juga

Al Sobry - Rabu, 03 Juni 2020 | 10:27
Pelajar Setuju Sekolah Dibuka pada Juli 2020, Orangtua Menolak, Para Guru Tipis-tipis Mau Juga

Pelajar Setuju Sekolah Dibuka pada Juli 2020, Orangtua Menolak, Para Guru Tipis-tipis Mau Juga

HAI-Online.com-Rindu jadi alasan para pelajar menginginkan sekolah kembali dibuka, secepatnya pada Juli mendatang.
Akan tetapi para orangtua menolak, pasalnya angka pasien covid-19 di Indonesia masih fluktuatif.
Tak ada kepastian yang dapat menjamin ketika para pelajar pulang dari sekolah, mereka tetap dalam keadaan sehat wal afiat.
Kalo sampai terjangkit corona, pelajar akan dirawat juga. Akhirnya harus berpisah jauh dari rumah dan teman-teman sekolahnya. Karena mau nggak mau, mereka yangsuspectkudu dimasukkan ke rumah sakit rujukan. Ujung-ujungnya, rindu juga, bukan?
Bagaimanapun hal ini terkait kesehatan orang banyak. Untuk itu, seiring adanyapro dan kontra dalam wacana pemerintah membuka kembali sekolah di tengah pandemi, KPAI pun membuka polling pendapat bagi pelajar, guru dan orangtua.
HAI menghimpun informasi uang didapat dari 9.643 responden pelajar sebanyak 63,7 persennya setuju sekolah dibuka pada Juli 2020, sedangkan sebagian lainnya, yakni 36,3 persen tidak setuju atau menolak pembukaan sekolah menyambut new normal dan sekaligus tahun ajaran baru 2020/2021.
"Tampaknya, anak-anak sudah ingin segera sekolah, mereka mulai jenuh belajar di rumah saja. Mereka rindu kebersamaan dengan teman-temannya," demikian dalam laporan KPAI yang HAI terima pada Rabu (3/6/2020).
Ribuan pelajar memang ikut polling tersebut, namun yang menarik adalah jumlah koresponden orangtua yang mengisi polling ini lebih banyak lagi, yakni 129.937 orangtua mengikutinya.
Polling pendapat melalui penyebaran angket yang dilakukan oleh Komisioner KPAI bidang pendidikan di laman facebook pribadinya merupakan riset advokasi.
Dalam rapat pleno komisioner KPAI,Retno Listyartimengklaim telah menolak hal ini menjadi data KPAI lantaran sifatnya baru ujicoba angket selama 32 jam dantidak ada koordinasi saat akan melakukan ujicoba angket pendapat masyarakat ini.
“Namun, atas nama hak publik untuk tahu hasilnya, terutama penghargaan saya secara pribadi kepada ratusan ribu orangtua, siswa dan guru yang sudah berpartisipasi, maka saya memutuskan membuka hasil angket ini,”ujar Retno Listyarti.
Dalam riset advokasi metodenya adalah ideografis, subyektif dan harus memihak, dalam hal ini memihak pada kepentingan terbaik bagi anak, termasuk dalam angket pendapat ini.
Angket inidiikuti jumlahpartisipasi siswa sebanyak9.643 orang,guru sebanyak 18.111 orang dan partisipasi orangtua mencapai 196.559 orang.
Diakui Retno, karena ada keterbatasan kemampuan dalam mengolah data ratusan ribu ini, maka hasil pendapat siswa dan guru belum selesai diolahnya. Meski demikian, gambaran ini bisa dijadikan bahan pertimbangan dan persepsi bagi anak pelajar, guru dan orangtua siswa.
Orangtua yang paling antusias mengikuti pengisian angket ini. Bahkan sampai 2 Juni 2020 masih ada permintaan masyarakat agar angket dibuka kembali karena para orangtua ini ingin menyampaikan pendapatnya.
Hasilnya,orangtua tidak setuju (menolak) sekolah dibuka pada Juli 2020 mencapai 66 persen (129.937 suara).
Alasan terbanyak dari responden orangtua yang tidak setuju antara lain karena kasus yang terinfeksi covid-19 masih tinggi (60 persen). Mereka juga khawatir anak tertular dalam perjalanan menuju dan pulang dari sekolah (47 persen).
Atas hal ini, mereka yang tidak setuju, menyatankan beberpa opis waktu ideal untuk membuka sekolah lagi adalah saat sudah dinyatakan sebagai zona hijau atas rekomendasi pakar epidemiologi (46 persen) dan sudah dikaji mendalam dan direkomendasi oleh gugus tugas covid-19 di daerah yang bersangkutan (39 persen).
Sementara itu,responden guru sebanyak 18.111 orang menyatakan setuju membuka sekolah pada Juli 2020 sebanyak 54 persen dan sisanya 46 persen menolak sekolah dibuka.
"Guru yang setuju dan tidak setuju berbeda tipis, hanya sekitar 8 persen, tetapi tetap lebih banyak yang setuju. Kemungkinan para guru juga sudah rindu murid-muridnya," lapor Retno Listyarti lagi.
Kalo.kamu setuju atau tidak setuju? Ah, komen aja ya, pasalnya nggak dibagikan nih link untuk polling-nya. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x