HAI-Online.com- Komplain para pelajar terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang masih berlangsung selama masa pandemi ini menimbulkan keinginan untuk tidak membayarkan uang SPP, sebagiannya lagi meminta untuk bayar setengahnya saja.
Hal ini terdapat dalam laporan survey yang diadakanKomisi Perlindungan Anak Indonesia(KPAI) pada Senin (27/4/2020) lalu.
Survey ini yang melibatkan 1.700 responden pelajarsehingga mengumpulkan 246 aduan yang diterima dari tanggal 13-20 April.
Baca Juga: 5 Pesona Reemar Martin, Cewek TikTok Influencer Idaman Para Cowok Indonesia
Selanjutnya jenjang SMP sebanyak 33 siswa (13,4%), disusul MTS hanya 3 siswa (1,2%), dan jenjang SD sebanyak 11 kasus (4,5%) dan TK hanya ada 3 kasus keluhan (1,2%).
Hasil survey itu dinyatakan olehKPAIpunya tujuan untuk mengetahui persepsi siswaterhadap pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Ini diinisasi lantaran banyak aduan yang kami terima. Angkanya cukup tinggi, capai ratusan pengaduan sekaligus. Kami menilai mau nggak mau ini sesuatu yang nggak bisa dibiarkan," ucap Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, melalui konferensi personlineyang digelar pada Senin (27/4/2020) lalu.
Baca Juga: Reemar Martin, Cewek Filipina yang Disukai Cowok Indonesia dan Dibenci Kaumnya
Data pengaduan KPAI ini menggolongkan beberapa kategori, mulai dari penghasilan dan pekerjaan orang tua yang terkena dampak dari wabah COVID-19, aplikasi yang digunakan untuk kegiatan belajar dari rumah via online, seberapa banyak interaksi guru dan siswa, hingga fasilitas yang mereka gunakan termasuk kuota internet dan perangkat yang digunakan saat belajar.
Dalam survey tersebut ditemukan keluhan siswa kebanyakan terkait masalah kuota, peralatan belajar yang nggak memadahi, interaksi guru yang kurang, tugas yang banyak dengan waktu terbatas, sampe dengan masalah kesehatan seperti kelelahan dan mata sakit akibat terlalu lama di depan HP atau PC (komputer).
Nah, masalah laporan juga menyebutkan maslaah keberatan siswa atas Pembayaran SPP Selama PJJ.
Baca Juga: Pelajar SMA Paling Banyak Komplain Belajar dari Rumah, Mereka Butuh Kuota Besar