HAI-Online.com - Sebuah asteroid alias bebatuan luar angkasa diketahui telah melintas di dekat orbit bumi pada 29 April lalu.
Namun, yang mengeutkan adalah bentuk dari asteroid berukuran raksasa ini hampir menyerupai mesker wajah apabila dilihat dari sudut tertentu.
Masker wajah sendiri belakangan menjadi barang yang dekat dengan keseharian masyarakat selama menjalani hari-hari pandemi virus corona.
Dan meski fenomena ini jelas merupakan sebuah kebetulan, para peneliti yang mengamati pergerakan asteroid ini tampak sepakat menilai hal ini sebagai peringatan dari alam semesta untuk senantiasa pakai masker selama wabah corona masih berlangsung.
Mengutip laporan dari University of Central Florida, asteroid yang diberi nama 1998 OR2 tersebut, tergolong dalam kategori "benda langit berpotensi bahaya" atau PHO karena mengorbit terlalu dekat dari planet bumi.
Diketahui juga bahwa para ilmuwan di Observatorium Arecibo, Puerto Rico, telah mengamati pergerakan asteorid berukuran lebih dari 140 meter ini sejak tahun 1998.
Baca Juga: Pantai di Amerika Dibuka Meski Lagi Pandemi Corona, 'Malaikat Kematian' Pun Mampir
Dan sejak sepekan terakhir, para ilmuwan ini diketahui semakin intens mengamati pergerakan si asteroid, terlebih ketika jaraknya saat melintas yang dikabarkan pernah hanya sejauh 8 juta kilometer dari orbit bumi.
Dalam skala astronomi, jarak tesebut terbilang sangat dekat dan punya potensi untuk masuk ke atmosfer bumi.
"Topografi permukaan asteroid tersebut, yang setelah diamati terdiri dari susunan mirip bukit dan lembah di asteroid 1998 OR2 amatlah menarik untuk kajian ilmiah," ungkap Anne Virkki, Kepala Observatorium Arecibo, dikutip dari situs University of Central Florida.
"Dalam suasana dunia yang disibukkan penularan Covid-19, permukaan 1998 OR2 jelas mengingatkan kita pada masker dan pentingnya memakai masker," tambahnya.
Namun, beruntungnya, ilmuwan telah memastikan kalo asteroid ini nggak bakal menghantam bumi.
"Meskipun asteroid ini tidak diproyeksikan berdampak pada bumi, namun penting untuk memahami karakteristik dari jenis objek ini untuk meningkatkan teknologi mitigasi risiko-dampak," kata Virkki lagi.