Follow Us

Trending 'Kim Jong Un Dead', Posisinya Bakal Digantiin Sama Adek yang Dinilai Lebih Kejam

Annisa Putri Salsabila - Minggu, 26 April 2020 | 13:52
Kim Jong Un dan Adeknya, Kim Yo-jong
Kompas.com

Kim Jong Un dan Adeknya, Kim Yo-jong

Profesor Natasha Lindstaedt, dilansir Daily Mirror Sabtu (25/4/2020), mengatakan kalo gender nggak jadi penghalang si adik menjadi "tiran baru". Pakar rezim totalitarian itu menyatakan, kalo Kim adik masuk, maka tradisi keluarga memimpin Korut, sejak Kim Il Sung di 1948, terus terjaga.

"Saya nggak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya kalo dia memegang kekuasaan," beber Profesor Lindstaedt.Dia menerangkan, kalo keluarga Kim nggak dilihat sebagai manusia biasa sama rakyat Korea Utara sendiri, mereka dianggep sebagai wakil Tuhan yang bakalan ngurusin segala hal.

Lindstaedt juga jelasin, kalo Kim Yo Jong berkuasa, maka dia juga bakal dianggep sebagai Tuhan sama seperti kakaknya itu. "Sangat dimungkinkan dia bakal ngambil pendekatan yang lebih kejam dari kakaknya terhadap dunia karena level kemiskinan yang mereka alami," paparnya.

Lindstaedt mengatakan, dia yakin Kim adik bakal lebih tegas dari kakaknya. Apalagi, dia sering kelihatan di muka umum akhir-akhir ini.

Profesor Lindstaedt melanjutkan, sangat mungkin Kim adik merasa kalo dia perlu lebih tegas dari kakaknya saat dia berkuasa.

Baca Juga: Teori Baru Konspirasi Virus Corona: Ada Main Ilmuwan Wuhan dan Lab Misterius

Kim adik digadang-gadang jadi kandidat terkuat memimpin negeri komunis itu, karena putra Kim Jong Un dianggep masih terlalu muda. Sementara kakak tertua mereka, Kim Jong Chul, dianggep playboy yang nggak tertarik sama politik, jadi nggak dianggep sebagai ahli waris.

Sedangkan saudara tiri laki-laki, Kim Jong Nam, tewas diracun di 2017 silam, dengan saudara tiri perempuan Kim Sol Song juga nggak dianggap penantang terkuat.

Sun Yoong Lee, pakar Korea asal AS, menuturkan Kim adik bisa lebih kejam dari kakaknya, bahkan mungkin melebihi ayah dan kakeknya.

"Dia harus nunjukin kepemimpinannya dengan memprovokasi AS melalui uji coba senjata, atau mungkin serangan mematikan ke Korea Selatan," paparnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest