Dikutip TribunTravel dari laman Soranews, Senin (13/4/2020), kondisi ini dibagikan oleh pengguna Twitter @iiiiikasu.
Baca Juga: Manfaatkan Kopi Hangat, Cowok Ini Berhasil Selamatkan 3 Anak Kucing yang Membeku dalam Salju
Pada postingannya 9 April 2020 lalu, ia memperlihatkan foto antrean orang-orang di Starbucks sampe mengular dan keluar dari gerai. Warganet pun memberi komentar pada postingan ini.
Banyak di antara mereka yang mengaku kurang suka ngeliat kejadian ini karena orang berbaris untuk antre terlalu dekat yang artinya mereka nggak mengindahkan aturan physical distancing demi segelas minuman.
"Apakah orang-orang ini tidak sadar alasan Starbucks tutup adalah supaya orang tidak berkumpul di dekat toko mereka?"
"Aku tahu toko akan ditutup sehingga orang ingin pergi ke sana, tapi ayolah, kita harus memahami keseriusan situasi saat ini."
"Sejak kapan Jepang jadi seperti ini?"
Demikian keluhan warganet melihat postingan akun @iiiiikasu.
Sementara banyak orang frustasi akan perilaku orang yang nggak memperhatikan imbauan pemerintah, pemerintah Jepang sendiri nggak punya kekuatan untuk memaksa orang tetap tinggal di rumah. Bahkan setelah mereka menyatakan keadaan darurat yang mulai berlaku pada 7 April 2020.
Sebelum mengumumkan kondisi darurat tersebut, pemerintah Jepang hanya meminta masyarakat bepergian keluar pada malam hari dan akhir pekan, bukannya meminta mereka tetap di rumah sepanjang waktu.
Physical distancing dan rekomendasi untuk tetap menjaga jarak dua meter disebutkan oleh pemerintah Jepang baru-baru ini saja.