Follow Us

Bisa Kerja di Rumah Aja, Profesi Data Scientist Masih Berkembang di Era Digital

Al Sobry - Minggu, 12 April 2020 | 10:50
Profesi di dunia digital

Profesi di dunia digital

HAI-online.com - Dalam beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan dunia digital berkembang pesat. Tentu hal ini terjadi karena bantuan para profesional di bidangnya, salah satunya ialah seorang data analyst atau bisa disebut data scientist.

Yang perlu kamu tahu dulu: di dunia digital yang kerap terkoneksi internet ini, seluruh tingkah laku users, bisa terekam. Sekecil apapun itu.

Website yang kita kunjungi, tombol atau link yang kita klik, kata kunci yang kita ketik, posting yang kita likes, bahkan jejak cursor mouse kita di halaman website, terekam dengan baik.

Yap, sekali masuk ke dunia digital kita menjadi the quantified self. Data segala tingkah laku dan jejak diri kita bisa jadi bahan ukuran.

Baca Juga: Liam Gallagher Bakal Adain Konser Gratis Untuk Pekerja Medis Usai Pandemi Corona

Tentu, karena pengguna internet banyak dan aktif, data yang seliweran di internet banyak banget, karena itulah muncul konsep big data.

Nah, bagi para pelaku industri digital, big data itu adalah sumber uang. Jika digali dan diolah, bisa menjadi panduan untuk membuat para users makin tertarik sama bisnis mereka.

Butuh keahlian khusus untuk menambang data-data itu lalu mengolahnya. Karena itulah profesi data scientist ini muncul.

“Istilah data scientist itu digaungkan oleh Facebook, untuk menyebut orang yang punya skill statistika, ngerti coding, dan bisa ngerti bisnis juga,” kata Teguh, Data Scientist dari Bukalapak.com.

Merangkum data pengguna internet dan tingkah lakunya

Merangkum data pengguna internet dan tingkah lakunya

Yap, seorang data scientist kerjanya menjaring data-data digital, mengolahnya, dan membuat suggestion untuk memandu perusahaan mengambil keputusan. “Singkatnya, data scientist itu menggunakan ilmu statistika secara IT,” Kautzar rekan kerja Teguh menambahkan.

Baca Juga: 5 Aplikasi Alarm 'Rese' Yang Bakal Cegah Lo Balik Molor Kalo Pagi

Di kantor e-commerce kayak tempat kerja Teguh sendiri, data scientist dibagi menjadi dua. “Yang satu mengurusi perkembangan bisnis, yang satu lagi di urusan fraud¸ untuk membaca pola behaviours para pengguna yang punya niat nipu,” cerita Teguh.

Teguh, yang gawe di bagian data untuk perkembangan bisnis berurusan dengan data-data transaksi penjualan, dan perilaku pengguna di situs Bukalapak.

"Misalnya, ada users yang melihat info detil produk, tapi nggak sampe beli. Kita cari tau polanya, dan cari tau apa penyebabnya.”

Teguh dan timnya mengumpulkan data berupa produk yang dicari, produk yang paling banyak dibeli, bahkan sampai mencari tau apakah, misalnya, pengguna lebih suka menklik tombol ‘Beli’ jika taruh di bagian atas produk atau disamping.

“Dari tes eksperimen itu kami jadi tau mana yang lebih sering diklik. Kalau temuan itu signifikan bisa jadi rekomendasi untuk meningkatkan penjualan, kan,” ucap lulusan jurusan Matematika ITB ini.

Profesi satu ini tentu potensial banget. Prospek bagus. Kautzar menjelaskan, “Sekarang kan dot com jadi menjamur banget. Perusahaan digital pasti punya data, dan data itu nggak cuma untuk disimpan dan dilihat. Data bukan pajjangan. Data itu mainan yang bisa diolah untuk menumbuhkan bisnis, dan juga menjaga keamanan bisnis. Kebutuhan untuk data scientist makin tinggi,” kali ini Kautzar, data scientist bagian fraud, berbicara.

Baca Juga: Dave Grohl Bagiin Momen 'Starstruck'-nya Kala Diajak Nge-jam Prince

Udah gitu, tanpa data scientist, perusahaan digital buta arah. Sekalipun bisa berjalan, mereka hanya menebak-nebak, menggunakan intuisi dan dugaan belaka.

“Perusahaan bisa tetap hidup, sih, tapi pertumbuhannya jauh lebih lambat dari yang punya data scientist. Kalau bisa diukur dengan data, keputusan bisnis bisa lebih terencana dan akurat. Nggak cuma berdasarkan asumsi,” kata Kautzar.Gaji Kisaran Data Scientist

Perlu tahu dua tahapan menggeluti profesi ini, sebelum jadi profesional di bidang data setidaknya kamu perlu jadi tim Data Engineer terlebih dahulu

Seperti yang kita tahu, semua aktivitas yang tercatat di berbagai aplikasi, datanya bisa dijadikan potensi untuk menghasilkan insight bagi perusahaan dan bisnis berbagai skala.

Sayangnya emang data-data itu masih sering bersifat mentah dan belum tervalidasi. Ya akhirnya perlu diolah oleh data engineer.

Jadi data engineer bertugas mengambil, mengumpulkan, mengolah data kotor, sampai menghasilkan data yang berkualitas buat dianalisa data scientist. Proses ini juga bisa disebut dengan data preparation/data wrangling dan data cleansing.

Baru setelah proses yang dilakukan data engineer, data scientist yang bakal berperan selanjutnya. Profesi ini lah yang mengendalikan teknologi pengolahan data bro untuk dianalisis sampai dapat menghasilkan insight atau rekomendasi bermanfaat untuk bisnis.

Seenggaknya seorang data scientist mesti punya tiga kompetensi di bidang tertentu yang fundamental, yaitu statistika, bahasa pemrograman, dan konteks bisnis variatif.

Jadi nantinya bakal mengandalkan kemampuan menganalisa data bro, kayak melakukan data preparation sederhana (menggabungkan sumber data, memastikan konsistensi dataset), data exploration (memilih faktor atau alogaritma berpengaruh terhadap hasil prediksi berdasarkan informasi yang didapat), dan data visualisation (membuat infografis/visualisasi membantu pengambilan keputusan dalam memahami data).

Just FYI, sebagai gambaran nih gaji dua profesi itu untuk fresh graduate udah sampai Rp12-15 juta loh. Kalau profesional sendiri menurut Feris lebih dari Rp20 juta! (*) (Kiram/Dewi/HAI)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest