Follow Us

Muncul Hantavirus di China, Ahli Sebut Masyarakat Nggak Perlu Khawatir karena Hal Ini

Ricky Nugraha - Rabu, 25 Maret 2020 | 21:00
Ilustrasi tikus
PIXABAY/ALEXAS_FOTOS

Ilustrasi tikus

HAI-online.com - Belum juga berakhir wabah penyakit Covid-19 dari virus corona jenis baru, publik China baru-baru ini dihebohkan dengan kematian seorang pria di Provinsi Shaanxi akibat terinfeksi virus yang berasal dari tikus, yang disebut Hantavirus.

Saking hebohnya, Hantavirus ramai jadi bahan perbincangan di media sosial termasuk oleh netizen di Indonesia.

Namun, masyarakat sejatinya nggak perlu terlalu panik akan hal ini, seperti yang dijelaskan oleh seorang ahli.

Seorang ilmuwan di Swedia, Dr. Sumaiya Shaikh menyatakan dalam kicauannya di Twitter bahwa hantavirus pertama kali muncul pada 1950-an ketika perang AS-Korea di Korea, tepatnya di sungai Hantan.

Baca Juga: Mengenal Hantavirus, Virus Mematikan dari Tikus yang Gegerkan Publik China

Penyakit ini menyebar dari tikus dan bisa menulari manusia jika manusia menelan cairan tubuh dari hewan pengerat tersebut.

"Jadi jangan panik, kecuali kau berniat untuk makan tikus," ujar Dr. Sumaiya.

Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa hantavirus sangat jarang terjadi tapi angka kematiannya cukup tinggi yakni 38 persen.

Gejalanya bisa terjadi sampai delapan minggu. Orang yang mengalami gejala pasti sebelumnya telah terpapar urin segar, kotoran, atau air liur tikus yang terinfeksi.

Baca Juga: Yuk #BerjuangDariRumah Hadapi Corona Dengan Ikutan Donasi Bareng Hai

Bisa juga karena gigitan tikus yang terinfeksi. Umumnya gejala hantavirus meliputi demam, sakit kepala, batuk dan sesak napas.

Seorang pasien yang pernah mengalami penyakit yang disebabkan hantavirus merasa dadanya seperti diikat pita dengan ketat dan wajahnya seperti ditutupi bantal.

Source : Kompas.com, New York Post

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest