Follow Us

Makan Siput Hidup-hidup, Cowok Ini Meninggal setelah Mengalami Koma Selama 420 Hari

Bayu Galih Permana - Minggu, 01 Maret 2020 | 18:24
Sam Ballard
via USA Today

Sam Ballard

HAI-Online.com - Seperti kita tahu, masa remaja memang menjadi fase paling nakal manusia karena pada rentang usia itu tingkat rasa ingin tahu orang-orang masih sangat besar.

Ketika tengah mencari jati diri, orang-orang bahkan terkadang menerima tantangan-tantangan yang diberikan oleh teman tanpa pikir panjang buat lucu-lucuan, atau agar bisa terlihat sebagai jagoan di depan mereka.

Sama seperti halnya seorang pemain rugby asal Australia, Sam Ballard yang dulunya sempat mendapatkan tantangan dari teman-temannya untuk memakan siput hidup-hidup saat masih berusia 19 tahun.

Pada kejadian yang terjadi di tahun 2010 silam, Ballard tanpa pikir panjang langsung menjalankan tantangan dari teman-temannya itu dengan memakan siput yang masih hidup.

Baca Juga: Bikin Orang Penasaran, Ternyata Ini Fungsi Lubang Kecil yang Ada di Jendela Pesawat

Dilansir dari news.com.au, Ballard kemudian langsung dibawa ke dokter setelah mengeluh rasa sakit pada kakinya beberapa hari usai memakan siput tersebut.

Menurut pihak dokter yang menanganinya, kondisi Ballard diakibatkan oleh infeksi cacing parasit bernama Angiostrongylus cantonensis yang biasanya ada pada tikus.

Lalu, apa hubungannya dengan siput? Jadi, cacing parasit bisa ada di tubuh siput melalui kencing ataupun sisa makanan tikus yang dikonsumsi oleh mereka.

Cacing parasit jenis ini apabila masuk ke dalam tubuh manusia nantinya bisa menyerang sistem saraf dan otak yang nantinya bisa berakibat pada kelumpuhan korbannya.

Baca Juga: Nggak Persiapkan Baju untuk Jalan-jalan, Jebolan The Voice Indonesia Tega Pukul dan Tendang Kepala Ibunya Sendiri

Menurut laporan Ten Daily, Sam harus mengalami koma selama 420 hari dan menghabiskan hari-harinya di sebuah kursi roda akibat mengalami kelumpuhan, bahkan sang ibu, Katie Ballard harus keluar dari tempatnya bekerja untuk menemani serta merawat anaknya.

Source : USA Today, Standard

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest