Follow Us

Bikin Lebih Betah, Mode Gelap di Smartphone Justru Bisa Rusak Pola Tidur

Ricky Nugraha - Minggu, 22 Desember 2019 | 11:04
Ilustrasi mode gelap (dark mode)
Medium

Ilustrasi mode gelap (dark mode)

HAI-online.com - Mode malam atau mode gelap (dark mode) belakangan ini memang banyak ditambahkan para pengembang untuk software yang mereka buat.

Mode ini disebut bisa membuat pengguna lebih betah menatap layar smartphone maupun desktop lebih lama lagi dengan mengubah spektrum warna menjadi hitam atau biru tua.

Namun, dalam penemuan terbaru justru menyebutkan bahwa mode gelap nggak selalu berdampak baik bagi kesehatan tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Manchester University ini menemukan fakta bahwa mode gelap atau penggunaan blue filter pada layar bisa merusak pola tidur penggunanya.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun Ini Kembali Jadi YouTuber dengan Pendapatan Tertinggi, Tahun Ini Rp 364 Miliar

Ini karena reaksi alami tubuh akan penerimaan warna lingkungan sekitar dan perubahan warna dari layar perangkat tersebut.

Tubuh manusia, secara alami memiliki semacam jam yang akan memberi tahu kapan waktu yang tepat untuk tidur atau bangun.

Warna senja atau warna dingin seperti biru, hijau, nila, atau ungu, bernuansa lebih redup dan lebih biru sehingga menjadi sinyal tubuh untuk istirahat.

Sebaliknya, warna hangat seperti merah atau kekuning-kuningan, identik dengan warna siang hari saat tubuh beraktivitas.

Baca Juga: Diretas, Situs PN Jakarta Pusat Tampilkan Gambar Pemuda yang Viral karena Pegang Bendera Saat Aksi Demo

Teknologi seperti blue filter atau mode gelap saat ini, dirancang untuk membatasi eksporuse atau pancaran cahaya biru dari layar smartphone atau dekstop.

Jika mode gelap atau blue filter digunakan pada siang hari, tubuh manusia bisa jadi salah tangkap dan menganggap bahwa waktunya untuk beristirahat.

"Faktanya, warna biru yang identik dengan senja, memiliki efek lebih lemah ketimbang warna putih atau kuning pada tingkat kecerahan yang sama," jelas Dr Tim Brown, salah satu peneliti dari Manchester University.

Meski begitu, Brow menyadari bahwa penemuan ini belum sempurna. Sebab, perubahan warna bisa jadi bertolak belakang dengan manfaat yang diperoleh dari pengurangan sinyal kecerahan yang terdeteksi oleh melanopsis atau zat warna pada mata yang sensitif akan cahaya.

Source : Kompas.com

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest