Follow Us

Cerita Mantan Pemulung di Semarang, Buka Warung Makan yang Gunakan Sampah Plastik sebagai Alat Bayar

Bayu Galih Permana - Senin, 04 November 2019 | 13:33
Sarimin penjual warung makan yang punya konsep unik bayar pakai plastik di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Minggu (3/11).
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Sarimin penjual warung makan yang punya konsep unik bayar pakai plastik di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kota Semarang, Minggu (3/11).

HAI-Online.com - Di Kota Semarang, terdapat sebuah warung makan dekat kawasan komplek Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang yang memperbolehkan pelanggan untuk membayar makanan atau minuman dengan menggunakan sampah plastik.

Menurut cerita dari sang pemilik, Sarimin, dia beserta istrinya, Suyatmi telah membuka warung sejak tahun 2016, dengan tujuan melayani para pengepul ataupun pemulung yang memburu sampah plastik di area Kota Semarang.

"Sampah plastik bisa ditukarkan di warung untuk membeli makan dan minum. Jenis sampah plastiknya yang bisa didaur ulang. Seperti gelas plastik dan botol bekas air mineral, tas plastik bekas, dan yang lainnya," terang Sarimin seperti dikutip HAI dari Kompas.com.

Ide awal membuka warung

Sarimin menceritakan, ide awal pembelian makanan maupun minuman dengan sampah plastik ini sendiri bermula dari pembicaraan bersama Unit Pengelola Teknis (UTP) TPA Jatibarang terkait cara mengurangi beban sampah plastik yang sulit terurai.

Baca Juga: Jadi Korban Rasisme Saat Hadapi Hellas Verona, Mario Balotelli Walk Out Keluar Lapangan

Dari situ lah, Sarimin dan Suyatmi kemudian mengelola warung tersebut hingga akhirnya menjadi berkah bagi mereka. dan juga para pemulung yang mengais rezeki dari sampah.

"Ketemu Pak Agus dari UPT (Jatibarang), akhirnya tercetus ide buka warung ini," terang Sarimin menceritakan awal mula warung tersebut berdiri.

Cara transaksi

Menyediakan beragam makanan mulai dari nasi rames, lele, mangut, tahu, tempe, hingga sambal, Sarimin menjual hidangan di warungnya dengan harga yang relatif murah.

Sarimin menjelaskan, pemulung minimal harus membawa sampah plastik seberat 20 kilogram untuk nantinya ditukar makanan seharga Rp 20 ribu.

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest