Bukan tanpa alasan, sob. William bilang gitu karena nggak ada anggota yang melaporkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Selain wakil rakyat, Willam juga nyorot kinerja Gubernur DKI Jakarta, yang dianggapnya masih kurang maksimal.
"Anggota DPRD sebelumnya yang paling buruk. Anggotanya enggak ada yang lapor LHKPN bahkan wakil ketua KPK bilang jangan pilih petahana ditambah kita sekarang punya Gubernur Anies yang menurut saya bisa jadi Gubernur terburuk sepanjang DKI Jakarta. Nah kombinasi ini yang membuat saya mau terjun langsung ke politik praktis," ujar William, seperti dikutip kompas.com.
Dia ngerasa kalo ‘cuma’ jadi advokat sesuai jurusannya, dia nggak bakal bisa bikin perubahan cepat buat kepentingan masyarakat.
“Kita harus terjun langsung, dan kawal kebijakannya,” sambung William.
Baca Juga: Nggak Sampai Setengah Dari Warga Indonesia Yang Suka Berolahraga
William bergabung dengan PSI, karena menurutnya PSI memiliki ekosistem partai politik yang masih ‘sehat’.
Dia ngejamin, dengan ekosistem partai yang masih sehat tersebut, maka dia bersama 7 anggota PSI lainnya yang kepilih jadi anggota DPRD DKI transparan dan anti korupsi.
"Kita anti korupsi enggak ada uang mahar dan lain-lain. Nah ekosistem ini yang kita mau bawa sebagai bentuk perubahan di politik praktis di indonesia dalam hal ini DKI," tambahnya.
Dalam prosesnya jadi anggota DPRD DKI, William ngasih tau kalau modal yang dia keluarin sebesar 500 juta rupiah.
Modal itu digunakan untuk sosialisasi dan pengenalan diri ke masyarakat.
"Bikin mahal itu kan sebenarnya kalau kita kasih sembako atau uang ke warga. 1 orang bisa 200 sampai 300 ribu itu yang biikin mahal. Saya enggak melakukan itu, saya enggak membagikan sembako enggak membagikan amplop-amplop uang. Saksi pun hanya di kecamatan jadi sangat murah," paparnya.