HAI-Online.com - Seorang remaja asal Massachusetts, Mathew Borges dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan tingkat pertama yang dia lakukan terhadap salah satu teman sekelasnya, Lee Manuel Viloria-Paulino pada tahun 2016 silam.
Seperti dilansir HAI dari LadBible, Borges yang kala itu masih berusia 15 tahun nekat memenggal kepala teman sekelasnya tersebut karena merasa cemburu saat melihat mantan pacarnya, Leilany DeJesus ngobrol dengan sejumlah cowok, salah satunya Viloria-Paulino.
Kasus pembunuhan ini sendiri terungkap setelah keluarga Viloria-Paulino merasa khawatir karena dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar sejak 18 November 2016.
Dua minggu sejak kabar kehilangannya, mayat remaja berusia 16 tahun tersebut ditemukan oleh pihak kepolisian dalam keadaan tanpa kepala dan tangan, lengkap dengan adanya 76 luka tusuk pada bagian tubuhnya.
Baca Juga: Terjaring Operasi Zebra, Pengendara Motor Pura-pura Kesurupan Biar Nggak Ditilang
Meski nggak ada bukti fisik seperti senjata pembunuhan, DNA, hingga sidik jari yang mengarah pada Borges, penuntut berhasil menemukan adanya pesan teks dan entri catatan berisi rencana pembunuhan teman sekelasnya tersebut.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Borges dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan, setelah sebelumnya hakim hanya terpikir untuk memenjarakannya selama 30 tahun dengan kemungkinan adanya bebas bersyarat.
Sampai saat ini, Ibu dari Viloria-Paulino sendiri belum dapat mempercayai bagaimana bisa seorang bocah berusia 15 tahun dapat menghabisi nyawa temannya sendiri dengan cara sadis seperti yang dilakukan oleh Borges.
"Nggak ada kata yang bisa membawa kembali anakku, atau menjawab pertanyaan bagaimana ini bisa terjadi dan bagaimana bisa bocah 15 tahun membunuh temannya sendiri dengan cara sadis tersebut," ucap Ibu Viloria-Paulino, Katiuska.
Wah, ngeri ya sob. Semoga kisah Mathew Borges bisa menjadi pembelajaran buat kita semua untuk nggak meniru perbuatannya di masa mendatang. (*)